Jumat, 10 Oktober 2014

Sedikit pengurangan jumlah garam, yang sukar untuk dideteksi pada rasa makanan akan menyebabkan banyak manfaat bagi kesehatan, kata Kirsten Bibbin-Domingo, MD, PhD, seorang asisten profesor bidang kedokteran dan epidemiologi di Universitas California. Dia termasuk dalam tim peneliti yang melakukan penelitian yang menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi yang merupakan salah satu faktor penyakit jantung. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pengurangan jumlah konsumsi garam oleh seluruh penduduk Amerika Serikat sebesar 3 gram per hari  akan mengurangi sebanyak 6% kasus baru penyakit jantung dan 3% kematian. Khusus bagi warga Amerika keturunan Afrika, langkah ini akan mengurangi sebanyak 10% kasus baru penyakit jantung dan 6% kematian.

Konsumsi makanan tinggi garam, gula, dan lemak dalam jangka panjang berbahaya bagi kesehatan. Membiasakan pola makan sehat sejak muda dapat mengurangi risiko penyakit degeneratif, seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan gangguan ginjal. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Ginjal-Hipertensi, Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo, Suhardjono, Rabu (24/4), di Jakarta, mengatakan, untuk hidup sehat, tubuh memerlukan nutrisi penting seperti karbohidrat, lemak, dan protein, serta nutrisi tambahan seperti vitamin dan mineral. Nutrisi tersebut harus dikonsumsi semua, tidak boleh ada yang ditinggalkan. Namun, bila konsumsi karbohidrat dan lemak berlebihan, bisa mengakibatkan kegemukan yang mengundang berbagai penyakit. 

Kegemukan adalah salah satu penykit yang diakibatkan mengkonsumsi yag berlebihan, kata Suhardjono, berpotensi menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan insulin dan peradangan. Faktor-faktor itu dalam jangka panjang berpotensi merusak ginjal. Saat ini, kasus gagal ginjal terus meningkat dan berdampak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular alias gangguan jantung dan pembuluh darah. Kematian pasien gagal ginjal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah sangat tinggi. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 2000, 56 juta kematian di dunia setiap tahun disebabkan penyakit ginjal.

Pola makan sehat

Untuk menekan faktor risiko terjadinya kerusakan ginjal, Suhardjono menyarankan pola makan sehat. Maksudnya, pola makan yang lebih banyak porsi air, sayur, dan buah sesuai piramida makanan. Makanan berlemak, berminyak, dan manis berada di ujung tertinggi piramida sehingga porsinya lebih kecil. Pola makan sehat harus diterapkan sejak dini. ”Pada bayi sampai usia empat tahun, sel lemak masih dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Tapi setelah itu, sel tidak lagi tumbuh, melainkan akan membesar. Jika makan terlalu banyak lemak, bisa terjadi kegemukan bahkan obesitas.

Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Santoso Karo Karo, mengatakan diet yang seimbang dibutuhkan agar kondisi jantung tetap sehat. Konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Pada akhirnya, hal itu membuat kerja jantung lebih berat. Santoso mengatakan, pola makan yang sehat harus meminimalkan asupan garam, gula, dan lemak. Sebaliknya, kaya serat seperti sayur, buah dan biji-bijian. Kalori dari gula tidak boleh lebih dari 10 persen dari total kebutuhan sehari karena sumber gula bermacam-macam. Garam tidak lebih dari 6 gram. Lemak berkisar 5-10 persen dari makanan yang kita makan.

Di Indonesia, pola makan rendah garam sulit diterapkan karena banyak makanan yang diasinkan. Masyarakat juga umumnya masih mementingkan asupan karbohidrat banyak. ”Yang penting kenyang" itulah di Indoneisa. Rendahnya aktivitas fisik dan jarang berolahraga memperbesar risiko terjadinya penyakit jantung. Sesuai rekomendasi World Society of Sport, orang berusia 25-55 tahun disyaratkan berjalan setidaknya 10.000 langkah setiap hari atau rata-rata 3,5 kilometer. Pola makan sehat rendah garam, gula, dan lemak, kata Santoso, sebaiknya diterapkan sejak anak dalam kandungan. Mengurangi garam saat hamil dapat menghindarkan ibu dari preeklamsia dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi seperti ini berpotensi terkena penyakit jantung di masa dewasa. Mengurangi asupan gula saat hamil dapat menekan risiko bayi lahir dengan berat badan berlebih dan nantinya berisiko menderita diabetes.
 
Peneliti menemukan bahwa pengurangan konsumsi garam sebanyak 3gram/hari (1.200 mg sodium) akan mengurangi terjadinya kasus penyakit jantung sebanyak 6%, serangan jantung berkurang 8%, dan kematian karena penyakit jantung berkurang 3%. Bahkan pada penduduk Africa Amerika yang cemderung memiliki tekaan darah tinggi dan tekanan darahnya lebih sensitif terhadap garam penurunan penyakit jantung akan berkurang 10%, serangan jantung 13%, dan kematian karena penyakit jantung sebanyak 6%. Peneliti menggunakan model untuk memperkirakan pengaruh pengurangan asupan garam harian sebanyak 0-6 gram pada kejadian terjadinya penyakit kardiovaskuler  dan kematian karena kardiovaskuler pada tahun 2010-19. Pada periode tersebut diramalkan bahwa lebih dari 800.000 kehidupan dapat diselamatkan dengan cara mengurangi memasukan garam yang berlebihan dimakanan. Karna itu akan sangat akan membantu dikehidupan anda selanjutnya
 

0 komentar:

Posting Komentar

HOS Dokumenter

Translate

Tayangan

Diberdayakan oleh Blogger.

HOUSE OF SUCCESS

- Privat Master Hipnotis - Pelatihan Profesional Hipnoterapi - Fingerprint Analysis - Penyalur Jasa Layanan Kerja Profesional

Quotes

"...MEMULAI TAK PERLU HEBAT, TAPI UNTUK HEBAT WAJIB BERANI MEMULAI..."

The New News

HADIRI STAND PAMERAN DI "MALL BOEMI KEDATON" BANDAR LAMPUNG Lt.1 (Basement depan Pintu Masuk) dan dapatkan Spesial Promo bersama HOUSE OF SUCCESS setiap hari Pkl. 11.00 s/d 20.00 Wib Sampai akhir tahun 2014.
Jl. Purnawirawan ( Ratu ) No. 18, Gedung Meneng, Bandar Lampung, Indonesia. Telp. ( 0721 ) 712029 atau Invite pin bb kami 7E64EBF .

Popular Posts