Selamat pagi sahabat HOS setanah air Indonesia, bagaimana pagi sahabat sekalian? Sebentar lagi kita akan menyambut hari kemerdekaan negara Indonesia tercinta kita yang ke 69 tahun. Apa bendera mereh putih sudah dikibarkan di depan rumah anda?? Kelau belum, ayo segera dipasang agar kita bisa menghargai jasa-jasa para pahlawan kita terdahulu..
Nah, sebelumnya kita flashback dulu ke sejarah Hari Kemerdekaan Indonesia Dan jatuhnya bom atom di dua kota yaitu kota Hirosyima dan Nagasaki, membuat Jepang shock. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945, pemerintah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Mendengar berita kekalahan Jepang, para pemuda melihat adanya momentum yang tepat untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Sejarah Makna Hari Kemerdekaan Indonesia ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita generasi para penerus.
Namun, harapan para pemuda tidak semulus yang dibayangkan.Golongan tua
justru melihat pada saat itu kekuatan Jepang masih terlalu kuat. Akhirnya, timbullah peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke
Rengasdengklok. Setelah didesak, akhirnya semua sepakat pada tanggal 17
Agustus 1945 kemerdekaan RI diproklamasikan.
"Kita bukan lagi pahlawan perang, namun kita tetap harus menjadi pahlawan sesuai peran yang kita miliki"
Dan hari esok pasti Semua lapisan masyarakat indonesia akan merayakan hari kemenangan indonesia dengan lomba - lomba yang menyenangkan dan unik - unik yaa tak terkecuali anggota legislatif ikut memaknai
hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini. Adalah Anggota DPR-RI dari
Fraksi Demokrat, Achsanul Qosasih mengatakan kemerdekaan sebenarnya
adalah mekanisme untuk mengangkat martabat bangsa.
"Peringatan kemerdekaan ini berulang setiap tahun. 69 tahun kita bebas dari penjajah luar, saat ini kita justru menghadapi penjajahan dari dalam, tanpa disadari kita cenderung saling jajah," kata Achsanul kata Achsanul Qosasih, perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta untuk memerdekaan Indonesia dari penjajahan negara luar menimbulkan semangat kebangsaan pada waktu itu.Mulai dari perjuangan rakyat Jawa Timur melawan agresi militer Belanda dan Inggris melalui komando Bung Tomo, hingga perjuangan di daerah lainnya yang harus mengorbankan jiwa dan raga demi bumi pertiwi. Achsanul pun menilai hal itu lebih kepada keinginan rakyat Indonesia yang tak ingin dijajah dan ditindas oleh negara luar.
Dan Achsanul Qosasih mempunyai kata yang pas untuk indonesia yaitu 'Merdeka' atau 'Mati' menjadi tanda bahwa semangat kebangsaan saat itu tumbuh subur sehingga rasa nasionalis rakyat Indonesia benar-benar terjaga. Sayang, seiring waktu berganti aura atau semangat perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekan nusantara di zaman penjajahan mulai luntur seiring datangnya zaman globalisasi dan gaya hidup modern yang tidak mencerminkan anak bangsa Indoneisa yang dikenal Santun dan tau Tatakrama "Peringatan Kemerdekaan ini seolah hanya menjadi ritual tahunan. Bahkan banyak rumah dan kantor tanpa bendera merah putih," ujar pria yang juga menjabat sebagai Manajer Persepam Madura United ini.
Lantas bagaimana kita para pemuda Indonesia memaknai kemerdekaan bangsa ini, dimana setiap individu lebih mementingkan dirinya sendiri dan menjadi sampah indonesia. Padahal, sistem gotong-royong yang dibangun oleh para leluhur bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan seperti yang dilakukan para pahlawan negeri ini. Semoga para pejuang indonesia yang lahir di zaman moderen seperti ini bisa membangun indonesia lebih maju lagi dan memberantas korupsi - korupsi yang merajalela di Indonesia.
"Peringatan kemerdekaan ini berulang setiap tahun. 69 tahun kita bebas dari penjajah luar, saat ini kita justru menghadapi penjajahan dari dalam, tanpa disadari kita cenderung saling jajah," kata Achsanul kata Achsanul Qosasih, perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta untuk memerdekaan Indonesia dari penjajahan negara luar menimbulkan semangat kebangsaan pada waktu itu.Mulai dari perjuangan rakyat Jawa Timur melawan agresi militer Belanda dan Inggris melalui komando Bung Tomo, hingga perjuangan di daerah lainnya yang harus mengorbankan jiwa dan raga demi bumi pertiwi. Achsanul pun menilai hal itu lebih kepada keinginan rakyat Indonesia yang tak ingin dijajah dan ditindas oleh negara luar.
Dan Achsanul Qosasih mempunyai kata yang pas untuk indonesia yaitu 'Merdeka' atau 'Mati' menjadi tanda bahwa semangat kebangsaan saat itu tumbuh subur sehingga rasa nasionalis rakyat Indonesia benar-benar terjaga. Sayang, seiring waktu berganti aura atau semangat perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekan nusantara di zaman penjajahan mulai luntur seiring datangnya zaman globalisasi dan gaya hidup modern yang tidak mencerminkan anak bangsa Indoneisa yang dikenal Santun dan tau Tatakrama "Peringatan Kemerdekaan ini seolah hanya menjadi ritual tahunan. Bahkan banyak rumah dan kantor tanpa bendera merah putih," ujar pria yang juga menjabat sebagai Manajer Persepam Madura United ini.
Lantas bagaimana kita para pemuda Indonesia memaknai kemerdekaan bangsa ini, dimana setiap individu lebih mementingkan dirinya sendiri dan menjadi sampah indonesia. Padahal, sistem gotong-royong yang dibangun oleh para leluhur bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan seperti yang dilakukan para pahlawan negeri ini. Semoga para pejuang indonesia yang lahir di zaman moderen seperti ini bisa membangun indonesia lebih maju lagi dan memberantas korupsi - korupsi yang merajalela di Indonesia.
"Kita bukan lagi pahlawan perang, namun kita tetap harus menjadi pahlawan sesuai peran yang kita miliki"
Head Office HOUSE OF SUCCESS :
Jl. Purnawirawan (Ratu) No.18 Gedung Meneng, Bandar Lampung.
Telp. 0721 712029 / 0811 727 150
Jl. Purnawirawan (Ratu) No.18 Gedung Meneng, Bandar Lampung.
Telp. 0721 712029 / 0811 727 150