Leptospirosis adalah sejenis penyakit yang baru - baru ini terdengar di wilayah Boyolali tepatnya di Jawa tengah. Penyakit ini semacam penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada anak sapi dan tifus anjing. Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejala sepsis seperti, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan keguguran. Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis. Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi.
Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang dengan luka terbuka di kulit melakukan kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan ataupun bakteri dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput lendir. Hewan yang umum menularkan infeksi kepada manusia adalah tikus, musang, opossum, rubah, musang kerbau, sapi atau binatang lainnya. Karena sebagian besar di Indonesia Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis popular disebut penyakit kencing tikus.
Meskipun lebih
umum di daerah tropis, daerah perkotaan non-tropis dengan tingkat sanitasi
rendah juga menemui lebih banyak kasus, terutama selama bulan-bulan musim panas
dan musim gugur. Sebagian besar daerah perkotaan yang terkena merupakan
kota-kota besar di negara berkembang.
Jenis Leptospirosis
Ada dua jenis
utama Leptospirosis
- Leptospirosis ringan - pasien mengalami nyeri otot, menggigil dan mungkin sakit kepala. 90% dari kasus Leptospirosis tergolong jenis ini.
- Leptospirosis berat - dapat mengancam jiwa. Ada risiko kegagalan organ dan pendarahan internal. Jenis Leptospirosis ini terjadi ketika bakteri menginfeksi ginjal, hati dan organ utama lainnya. Para ahli tidak yakin mengapa beberapa pasien terserang bentuk yang parah sementara yang lain tidak. Pada beberapa kasus, orang yang sudah sangat sakit, seperti mereka yang menderita pneumonia, anak-anak balita, dan orang lanjut usia lebih cenderung untuk menderita Leptospirosis yang parah.
Dimana Leptospirosis terjadi?
Seperti
disebutkan di atas, Leptospirosis lebih umum terjadi di daerah tropis, tetapi
juga dapat terjadi di pemukiman miskin di kota-kota besar negara berkembang
yang tidak berada di daerah tropis. Ketika kasus Lepospirosis terjadi, biasanya
cenderung bersifat sporadis. Leptospirosis
merupakan penyakit global, tetapi lebih sering terjadi pada daerah tropis dan
subtropics, Karen bakteri tumbuh subur di lingkungan panas dan lembab.
Berikut adalah
area/negara/benua yang dikenal memiliki insiden tertinggi Leptospirosis:
Afrika, India, Cina, Amerika Tengah, Brasil, Karibia, Asia Tenggara, dan Rusia
Selatan. Kasus infeksi
juga dilaporkan di beberapa hotspot wisata berikut: Selandia Baru, Australia,
Hawaii, dan Barbados.
Apa saja tanda dan gejala Leptospirosis?
Gejala adalah
sesuatu yang dirasakan dan dapat digambarkan oleh pasien, seperti nyeri,
sedangkan tanda adalah sesuatu yang orang lain bisa deteksi, seperti ruam.
Tanda-tanda dan gejala Leptospirosis
biasanya muncul tiba-tiba, sekitar 7 sampai 14 hari setelah seseorang terinfeksi, dan dalam beberapa kasus, tanda dan gejala tersebut mungkin muncul sebelum atau sesudahnya.Tanda dan gejala Leptospirosis ringan:
- Menggigil
- Batuk
- Diare
- Sakit kepala, bisa datang tiba-tiba
- Demam tinggi
- Nyeri otot, khususnya punggung bawah dan betis
- Mual
- Hilang nafsu makan
- Mata merah dan iritasi
- Nyeri Kulit
Pasien biasanya
membaik dalam waktu satu minggu tanpa pengobatan. Sebagian kecil dari mereka
tidak membaik, dan akan menderita Leptospirosis berat.
Tanda dan gejala Leptospirosis berat
Tanda dan
gejala ini akan muncul beberapa hari setelah gejala Leptospirosis
ringan telah menghilang. Tanda dan gejala tergantung pada organ vital yang
telah terpengaruh.
Tanda dan gejala ketika jantung, hati dan ginjal yang terkena
- Kelelahan
- Detak jantung tidak teratur, seringkali cepat
- Nyeri otot
- Mual
- Mimisan
- Nyeri di dada
- sesak nafas
- Hilang nafsu makan
- Tangan, kaki atau mata kaki membengkak
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Putih mata, lidah dan kulit menguning (jaundice)
Pasien yang
tidak diobati bisa mengalami gagal ginjal yang mengancam jiwa.
Tanda dan gejala ketika otak yang terkena
Meningitis
mengacu pada infeksi pada lapisan luar otak, sedangkan ensefalitis mengacu pada
infeksi jaringan otak. Tanda-tanda dan gejala bagi meningitis dan ensefalitis
adalah serupa, dan dapat mencakup:
- Ruam merah muncul pada kulit. Ketika ditekan, tidak berubah warna atau memudar
- Kebingungan atau disorientasi
- Mengantuk
- Kejang
- Demam tinggi
- Mual
- Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
- Masalah dengan gerakan fisik
- Leher kaku
- Pasien tidak dapat berbicara
- Muntah
- Agresivitas, atau berperilaku tidak biasa
Meningitis atau
ensefalitis yang tidak diobati dapat mengakibatkan kerusakan otak serius, dan
dapat mengancam nyawa.
Tanda dan gejala ketika paru-paru yang terkena
Tanda dan
gejala ini adalah yang paling serius dan mengancam nyawa. Hilangnya fungsi
paru-paru, ketika pasien tidak bisa bernapas adalah kondisi fatal.
Tanda dan
gejalanya dapat meliputi:
- Demam tinggi
- Sesak nafas
- Batuk darah - dalam kasus yang parah, akan ada begitu banyak darah sehingga menyebabkan pasien tersedak.
Apa penyebab Leptospirosis?
Leptospira, golongan bakteri, dapat hidup dalam tubuh tikus, babi,
sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan
tupai. Mereka mendiami ginjal dan dikeluarkan ketika hewan tersebut buang
air kecil, dan menginfeksi tanah atau air. Kontaminasi tersebut dapat bertahan
dalam tanah atau air selama berbulan-bulan.
Manusia dapat
terinfeksi melalui
- Minum air yang terkontaminasi
- Melakukan kontak dengan air atau tanah yang tercemar dan memiliki luka terbuka di kulit
- Mata, hidung atau mulut melakukan kontak dengan air atau tanah yang tercemar
- Melakukan kontak dengan darah hewan yang terinfeksi (kurang umum)
Manusia tidak
umum terinfeksi Leptospira, akan tetapi umumnya wabah dapat muncul ketika ada
banjir. Manusia jarang menginfeksi manusia lain, tetapi mungkin melakukannya
selama hubungan seksual atau menyusui.
Cara Penularan Leptospirosis
Penularan
penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga,
burung, landak, kelelawar dan tupai. Di Indonesia, penularan paling sering
melalui tikus. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke dalam tubuh
manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung.
Bisa juga melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi setitik urin tikus
yang terinfeksi leptospira, kemudian dimakan dan diminum manusia.
Saat masuk ke
ginjal, kuman akan melakukan migrasi ke interstitium, tubulus renal, dan
tubular lumen menyebabkan nefritis interstitial dan nekrosis tubular. Ketika
berlanjut menjadi gagal ginjal biasanya disebabkan karena kerusakan tubulus,
hipovolemia karena dehidrasi dan peningkatan permeabilitas kapiler. Pada
gangguan hati, akan tampak nekrosis sentrilobular dengan proliferasi sel Kupffer,
yang terjadi karena disfungsi sel-sel hati. Leptospira juga dapat menginvasi
otot skletal dan menyebabkan edema (bengkak), vacuolisasi miofibril, dan
nekrosis lokal.
Gangguan
sirkulasi mikro muskular dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat
menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemi sirkulasi. Dalam kasus berat akan
menyebabkan kerusakan endotelium kapiler. Gangguan paru adalah mekanisme
sekunder dari kerusakan pada alveolar and vaskular interstisial yang
mengakibatkan hemoptu. Leptospira juga dapat menginvasi cairan humor (humor
aqueus) mata yang dapat menetap dalam beberapa bulan, seringkali mengakibatkan
uveitus kronis dan berulang.
Meskipun
kemungkinan dapat terjadi komplikasi yang berat tetapi lebih sering terjadi
self limiting disease dan tidak fatal. Sejauh ini, respon imun siostemik dapat
mengeliminasi kuman dari tubuh, tetapi dapat memicu reaksi gejala inflamasi
yang dapat mengakibatkan secondary end-organ injury.
Leptospirosis
tidak menular langsung dari pasien ke pasien. Masa inkubasi leptospirosis
adalah dua hingga 26 hari. Sekali berada di aliran darah, bakteri ini bisa
menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan khususnya hati dan ginjal.
Penularan tidak
langsung terjadi melalui genangan air, sungai, danau, selokan saluran air dan
lumpur yang tercemar urin hewan seperti tikus, umumnya terjadi saat banjir.
Wabah leptospirosis dapat juga terjadi pada musim kemarau karena sumber air
yang sama dipakai oleh manusia dan hewan. Sedangkan untuk penularan secara
langsung dapat terjadi pada seorang yang senantiasa kontak dengan hewan
(peternak, dokter hewan). Penularan juga dapat terjadi melalui air susu,
plasenta, hubungan seksual, pecikan darah manusia penderita leptospira meski
kejadian ini jarang ditemukan.
Bagaimana Diagnosa Leptospirosis?
Pada tahap
awal, Leptospirosis ringan akan sulit untuk didiagnosa, karena gejalanya mirip
dengan flu dan infeksi umum lainnya. Prosedur diagnostik flu biasanya tidak
baik untuk mengidentifikasi Leptospirosis. Bila ada
kemungkinan Leptospirosis berat, barulah tes diagnostik yang ditargetkan baru
dilakukan. Dokter mungkin akan bertanya apakah pasien pernah berenang di
sebuah danau, kolam, kanal atau sungai. Pasien harus memberitahu dokter tentang
segala kegiatan yang terjadi di rumah pemotongan, pertanian, perawatan hewan,
atau apa pun yang mungkin dapat menjadi sebab kontak dengan air kencing atau
darah hewan. Jika dokter
ingin mengkonfirmasi Leptospirosis, serangkaian tes darah dan urin akan
diperintahkan.
Apa saja pilihan pengobatan untuk Leptospirosis?
Leptospirosis akut
Dokter mungkin
meresepkan 5 sampai 7 hari saja antibiotik tetrasiklin.
Leptospirosis berat
Pasien perlu
dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik intravena. Tergantung pada
organ yang terkena, alat bantu pernapasan mungkin diperlukan untuk membantu
pernapasan, seperti juga mungkin dialysis diperlukan jika ginjal yang terkena.
Cairan intravena juga diperlukan untuk hidrat pasien dan memberikan nutrisi
penting.
Rawat inap
dapat berkisar dari hanya beberapa minggu sampai beberapa bulan. Sebagian besar
durasi tinggal di Rumah Sakit tergantung pada bagaimana pasien merespon
pengobatan antibiotik, dan seberapa parah organ mereka terpengaruh atau rusak.
Pencegahan Leptospirosis
Para ahli
mengatakan bahwa untuk pencegahan Leptospirosis, mereka yang
rutin melakukan aktivitas di air tawar harus memastikan bahwa setiap luka dikulit harus
ditutupi dengan berpakaian tahan air (juga untuk melindungi terhadap infeksi
lain, seperti hepatitis A atau giardiasis). Setelah berenang di daerah air
tawar, harus mandi secara menyeluruh.
Dan itu pengetahuan tentang penyakit yang berhubungan dengan hewan yang perlu kalian waspadai. Silakan tinggalkan komentar serta pendapat supaya membuat artikel ini lebih baik dan bermanfaat buat banyak orang. Sehingga artikel - artikel berikutnya lebih bermakna untuk orang - orang terdekat kita.
Head Office
HOUSE OF SUCCESS :
Jl. Purnawirawan (Ratu) No.18 Gedung Meneng, Bandar Lampung.
Telp. 0721 712029 / 0811 727 150
HOUSE OF SUCCESS :
Jl. Purnawirawan (Ratu) No.18 Gedung Meneng, Bandar Lampung.
Telp. 0721 712029 / 0811 727 150