Kamis, 09 Oktober 2014

Banyak orang mengeluh tentang “tidak bisa menyisir rambut, tidak bisa memasang BH, tidak bisa mengambil dompet dari saku belakang” karena mengalami nyeri pada bahunya. 
Penderita tidak sanggup menggosok gigi dan menyisir rambut karena pergelangan bahunya terasa sakit bila lengan diangkat atau digerakkan. Atau mungkin kaku pada daerah bahu sehingga penderita sulit untuk sekedar mengangkat lengan ke atas atau tidak bisa menjangkau bahu sebelah ataupun merasa sakit pada saat menoleh/membalikkan badan.
Mungkin penderita akan mengira-ngira penyebabnya, mungkin salah posisi tidur, keseleo atau apa. Namun tahu kah anda bahwa  ketika sendi kehilangan jangkauan gerak di semua aspek gerak hal ini dinamakan ‘Frozen Shoulder’ atau istilah lain ‘Adhesive Capsulitis.’

Frozen shoulder atau nyeri bahu adalah penyakit kronis dengan gejala khas berupa keterbatasan lingkup gerak sendi bahu ke segala arah, baik secara aktif maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat mengakibatkan gangguan aktifitas kerja sehari-hari. 

Frozen shoulder dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :
Pain (Freezing) : ditandai dengan adanya nyeri hebat bahkan saat istirahat, gerak sendi bahu menjadi terbatas selama 2-3 minggu dan masa akut ini berakhir ampai 10-36 minggu.
Stiffness (Frozen) : ditandai dengan rasa nyeri saat bergerak, kekakuan atau perlengketan yang nyata dan keterbatasan gerak dari glenohumeral yang di ikuti oleh keterbatasan gerak scapula. Fase ini berakhir 4-12 bulan.
 
Recovery (Thawing) : pada fase ini tidak ditemukan adanya rasa nyeri dan tidak ada synovitis tetapi terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan yang nyata. Fase ini berakhir 6-24 bulan atau lebih.
 
Apa yang menyebabkan Frozen Shoulder?
Penyebab frozen shoulder tidak diketahui secara pasti, namun diduga dapat disebabkan oleh trauma, mobilisasi yang lama sehingga terbentuk jaringan fibrous yang memicu terjadinya perlengketan pada daerah bahu.  Faktor  penyebab yang lain adalah kemungkinan karena tendinitis, rupture rotator cuff, bursitis, diabetes mellitus, infark myokard dan peradangan sendi bahu kronis dan diduga penyakit-penyakit ini merupakan respon autoimun terhadap rusaknya jaringan lokal.

Frozen shoulders lebih sering (60%) terjadi pada wanita bersamaan dengan datangnya menopause. Pasien dengan diabetes, peradangan kronis sendi bahu, atau setelah operasi dada atau payudara, immobilitas dari bahu juga dapat menyebabkan frozen shoulder.
Adhesiva Capsulitis merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi impingement yang terlalu lama (Appley, 1993).
 
Adapun berbagai macam gangguan yang ditimbulkan dari frozen shoulder adalah sebagai berikut :
1.   Impairment.
Pada kasus frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva permasalahan yang ditimbulkan antara lain adanya nyeri pada bahu, keterbatasan lingkup gerak sendi dan penurunan kekuatan otot di sekitar bahu.
2.   Functional limitation.
Masalah-masalah yang sering ditemui pada kondisi-kondisi frozen shoulder adalah keterbatasan gerak dan nyeri, oleh karena itu dalam keseharian sering ditemukan keluhan-keluhan seperti tidak mampu untuk menggosok punggung saat mandi, menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian, mengambil dompet dari saku belakang kesulitan memakai breast holder (BH)  bagi wanita dan gerakan-gerakan lain yang melibatkan sendi bahu.
3.   Participation restriction.
Pasien yang mengalami frozen shoulderakan menemukan hambatan untuk melakukan aktifitas sosial masyarakat karena keadaannya, hal ini menyebabkan pasien tersebut tidak percaya diri dan merasa kurang berguna dalam masyarakat, tapi pada umumnya frozen shoulder jarang menimbulkan disability atau kecacatan.
 
Apa saja gejala Frozen Shoulder?
Sakit dari bahu beku biasanya kusam atau sakit. Hal ini biasanya lebih buruk di awal perjalanan penyakit dan ketika Anda menggerakkan lengan Anda. Rasa sakit biasanya terletak di atas daerah bahu luar dan kadang-kadang lengan atas.
Ada dua klasifikasi dari sindrom bahu beku:

 * Primer - Tidak ada alasan yang signifikan untuk nyeri / kekakuan.
 * Sekunder - Sebagai hasil dari suatu peristiwa seperti trauma, pembedahan atau penyakit.

Tidak diketahui persis apa yang menyebabkan masalah ini, namun diperkirakan bahwa lapisan sendi (kapsul) menjadi meradang, yang menyebabkan jaringan parut terbentuk. Ini meninggalkan sedikit ruang untuk humerus (tulang lengan) untuk bergerak, maka membatasi pergerakan sendi.
 
Guna memahami penyebab dan patologi sindroma nyeri bahu, maka dapat dikelompokkan menjadi:
Faktor Penyebab
- Faktor penyebab gerak dan fungsi, yang terkait dengan aktifitas gerak dan struktur anatomi.
- Faktor penyebab penyebab secara neurogenik yang berkaitan dengan keluhan neurologik yang menyertai baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa nyeri rujukan.
Berdasarkan sifat keluhan nyeri bahu dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
- Kelompok spesifik, mengikuti pola kapsuler dan
- Kelompok tidak spesifik sebagai kelompok yang bukan mengikuti pola kapsuler.
 
 Beberapa peneliti membagi keadaan tersebut dalam 4 stadium:
1. Staduim I : rasa nyeri umumnya terdapat pada sekitar sendi glenohumeral, serta semakin bertambah nyeri bila digerakkan tetapi belum menimbulkan keterbatasan gerak sendi bahu. Pemeriksaan gerak secara pasif menimbulkan rasa nyeri pada akhir gerakan.

2. Stadium II : rasa nyeri bertambah, timbul pada malam hari sehingga mengganggu tidur. Hampir setiap gerakan sendi bahu menimbulkan rasa nyeri dan gerakan tiba-tiba akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Nyeri terjadi pada daerah insersi otot deltoid dan menjalar ke lengan dan siku. Karena rasa nyeri dan adanya keterbatasan gerakn sendi bahu maka akan menimbulkan gangguan pada saat menyisir rambut.

3. Stadium III : rasa nyeri timbul secara spontan pada saat istirahat, walaupun demikian nyeri akan tetap timbul bila melakukan gerakan tiba-tiba seperti meregangkan sendi. Pada stadium ini keterbatasan gerak sendi bahu baru bertambah nyata, hal ini disebabkan oleh adhesi dan kontraktur dari penebalan mangkok sendi bahu. Otot-otot sekitar sendi seperti supraspinatus dan infraspinatus akan menjadi atrofi. Lamanya stadium I – III bervariasi antara beberapa minggu sampai lbih kurang 2 bulan. Pada stadium III dan IV keterbatasan gerak sendi merupakan masalah yang dihadapi.

4. Stadium IV : mulai terjadi penyembuhan dari keterbatasan sendi bahu secara bertahap dan pemulihan gerakan sendi bahu mulai lebih kurang pada bulan ke 4 dan ke 5 dari saat mulai timbulnya keluhan dan berakhir sekitar 6 sampai 12 bulan.gambaran radiologi umumnya tidak menunjukkan adanya kelainan.
  Bagaimanakah mendiagnosa Frozen Shoulder?

Dikatakan frozen shoulder apabila selama pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat keterbatasan gerak yang cukup signifikan baik oleh pasien sendiri atau oleh pemeriksa yang menggerakkannya. Untuk mengetahui penyakit penyakit yang berkaitan dengan bahu dapat di diagnosa melalui riwayat penyakit, pemeriksaan, test darah dan pemeriksaan x-ray pada bahu. Jika perlu, untuk mengetahui diagnosis lebih pasti dapat dilakukan pemeriksan x-ray dengan menggunakan kontras yang di suntikkan ke sendi bahu sebagai tanda pengerutan atau penyusutan kapsul sendi bahu.Jenis tindakan ini dinamakan dengan arthrography. Jaringan disekitar sendi juga dapat dilihat dan dievaluasi dengan menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Ada 3 stadium frozen shoulder, setiapnya berlangsung sekitar 4- 6 bulan, dengan ditandai gejala gejala klinis. Pada tingkat pertama "freeze", bahu dengan terus menerus kehilangan gerakan pasif dan menyebabkan nyeri yang memburuk. Untuk stage kedua "frozen" ditandai dengan kekakuan yang berlanjut dan adanya perbaikan dari nyeri dan peradangan .Pada stadium ketiga "thawing" dengan tanda adanya keterbatasan gerak sendi yang mulai berkurang, dan "range of motion" sendi yang bertambah. Biasanya pada stage ke tiga terapi lebih di intesifkan. Peradangan sendi bahu (arthritis) atau otot disekitar bahu hal ini dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri atau kekakuan sendi sehingga berakibat terjadinya keterbatasan gerak dari bahu.

Injury dari tendon tunggal (tendon otot
rotator cuff) dapat membatasi ruang gerak sendi, akan tetapi tidak semua arah gerakan terbatas. Sering sekali pada pemeriksaan sendi bahu pada injurytendon (misalnya pada tendinitis atau luka tendon), dokter ataupun pemeriksa dapat menggerakkan sendi bahu pada posisi relaks, dan jangkauannya lebih jauh dibandingkan apa yang dilakukannya sendiri. 

Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan postur tegap menyebabkan pemendekkan pada salah satu ligamen bahu. Walaupun banyak peneliti sependapat bahwa immobilisasi merupakan faktor penting dari penyebab frozen shoulder sendi glenohumeral. Ada beberapa kondisi predisposisi yang lain, pertama usia pasien. Adhesive capsulitis tidak terjadi pada usia muda, tetapi sering pada usia pertengahan. Kedua, refleks spasme otot penting dalam perubahan fibroticprimer.

Penanganan Frozen Shoulder
Terapi dari frozen shoulder biasanya memerlukan beberapa kombinasi yaitu ;obat obatan anti inflamasi, fisioterapi, dan suntikan cortisone di sendi bahu. Tanpa terapi tersebut kondisi frozen shoulder akan bisa menjadi menetap atau permanen. Melakukan fisioterapi mungkin merupakan hal utama, untuk fisioterapi dapat dilakukan dengan tindakan meliputi short wave diathermi (SWD), stimulasi elektrik atau TENS ( Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), manual terapi,ice pack, dan kadang dilakukan latihan latihan penguatan dari otot bahu. Waktu untuk fisioterapi dapat mencapai hitungan minggu atau bulan untuk dapat pulih total, tergantung dari keparahan jaringan di sekitar sendi bahu.

Hal yang sangat penting bagi pasien dengan frozen shoulder untuk menghindari terjadinya injury kembali pada jaringan sendi bahu selama proses ini. Pasien harus menghindari gerakan gerakan yang sifatnya mendadak, gerakan menyentak, dan mengangkat bebabn berat dengan menggunakan anggota badan yang terkena. Kadang-kadang kondisi frozen shoulder menunjukkan resistensi terhadap fisioterapi ataupun pengobatan. Pasien dengan frozen shoulder resistensi dapat dipertimbangkan dengan operasi arthoscopic atau manipulasi dengan anesthesi dengan tujuan melepaskan jaringan yang mengkerut pada kapsul sendi. Akan tetapi dengan manipulasi juga mengundang resiko terjadinya fraktur (patah tulang) humerus (bahu)

Hal yang sangat penting bagi pasien yang menjalani manipulasi bahu untuk melakukan latihan aktif sendi bahu setelah dilakukan prosedur tersebut. Hanya oleh latihan yang terus menerus pada sendi bahu yang membuat fungsi gerakan dan mobilitas dapat tercapai optimal. 
 
 
HEAD OFFICE  
Jl. Purnawirawan (Gg.Ratu ) No. 18 Gedung Meneng, Bandar Lampung. Indonesia.
Telp. ( 0721 ) 712029 Dan invite pin bb kami 7E64EBF .

Neuralgia trigeminal juga dikenal dengan nama prosopalgia atau penyakit Fothergill, adalah penyakit saraf yang dicirikan oleh rasa nyeri hebat pada wajah, berasal dari saraf trigeminus. Penyakit ini merupakan salah satu kondisi paling menyakitkan yang diketahui manusia. Menurut perkiraan, 1 dari 15.000 atau 20.000 orang menderita penyakit ini, walaupun angka sesungguhnya mungkin sangat lebih tinggi akibat seringnya salah diagnosis. Pada sebagian kasus, gejala penyakit ini mulai timbul setelah usia 50, walaupun ada pula sejumlah kasus dengan penderita berusia muda seperti tiga tahun. Penyakit ini lebih umum diderita perempuan daripada laki-laki.

Saraf trigeminus merupakan sebuah saraf kranial berpasangan yang memiliki tiga cabang utama: saraf oftalmik (V1), saraf maksila (V2), dan saraf mandibular (V3). Setidaknya salah satu cabang saraf ini dipengaruhi oleh neuralgia trigeminal. Sebanyak 10-12% kasus bersifat bilateral (terjadi pada sisi kanan maupun kiri wajah). Neuralgia trigeminal paling sering melibatkan cabang tengah (saraf maksila atau V2) dan cabang bawah (saraf mandibular atau V3) saraf trigeminal, namun rasa nyerinya dapat timbul di telinga, mata, bibir, hidung, kulit kepala, dahi, pipi, gigi, atau rahang dan sisi wajah.

Penyebab Neuralgia Trigeminal
Penyebab kondisi ini adalah iritasi syaraf cranial kelima (syaraf Trigeminal) yang bertanggung jawab untuk memberikan sensasi wajah. Iritasi ini kadangkala disebabkan oleh tumor jinak atau sklerosis multiple, atau yang biasanya dapat dideteksi dengan MRI otak kualitas tinggi. Pada kasus-kasus besar, bagaimanapun juga, penggambaran otak tidak dapat menunjukkan penyebab iritasi syaraf. Pada kasus demikian pembuluh kecil (biasanya arteri tetapi kadangkala vena) seringkali ditemukan saat operasi menekan akar zona masuk syaraf Trigeminal pada batang otak.
Gejala Neuralgia TrigeminalNyeri, yang dating dan pergi, terasa seperti ledakan tajam, menusuk, aliran listrik yang melibatkan pipi, hidung, bibir atas atau rahang. Pada hamper semua kasus (lebih dari 95%), nyeri terbatas pada satu sisi wajah Anda. Nyeri ini dapat bertahan dari beberapa detik hingga beberapa menit. Aktivitas harian umum seperti makan, minum atau menyikat gigi dapat membawa nyeri.

Diagnosa
Jika Anda menunjukkan gejala trigeminal neuralgia, Anda harus melihat dokter untuk memastikan diagnosis. Dokter Anda akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, dan menanyakan Anda pertanyaan spesifik mengenai nyeri – termasuk serangan, jenis dan factor pemicu. Beliau juga mengatur Anda untuk melakukan penggambaran resonansi magnetic (MRI) otak
Pilihan Pengobatan
Trigeminal neuralgia adalah kondisi yang sungguh dapat diobati. Terapi pertama terdiri dari obat-obatan seperti Karbamazepin dan Gabapetin. Pada sebagian besar kasus, pengobatan medis efektif.

Pengobatan terhadap trigeminal neuralgia ini adalah dengan pemberian antikejang (anticonvulsant) seperti carbamazepine, phenytoin, gabapentin. Juga dapat diberikan obat anti-depresan seperti amitriptyline. Bila belum mempan, dapat diberikan obat golongan opiate seperti morfin dan oxycodone. Manakala obat-obatan ini tak juga berhasil mengatasi TN, maka tindakan operasi akan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan ‘himpitan’ pembuluh darah otak kecil pada syaraf trigeminal ini.

Trigeminal neuralgia (tic douloureux) ini juga perlu dibedakan dengan kelainan yang dinamakan dengan Bell’s palsy. Pada kelainan Bell’s palsy terjadi kelumpuhan pada syaraf wajah (facial nerve atau syaraf VII) satu sisi, sehingga sudut bibir sebelah sisi tak dapat digerakkan. Dalam bahasa pasar dinamakan ‘mulut metot’. Jadi si penderita Bell’s palsy ini kalau tersenyum hanya bisa menggerakkan satu sisi dari mulutnya. Perbedaan dengan ‘trigeminal neuralgia’, pada Bell’s palsy jarang timbul rasa nyeri dan biasanya akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu.

Pilihan Operasi
Dekompresi Mikrovaskular – operasi melalui tengkorak, yang mengangkat atau menyekat pembuluh darah (-pembuluh darah) yang bertanggung jawab menggunakan bedahmikro – metode efektif yang mengobati banyak orang dengan gangguan ini. Ini dilakukan dibawah bius total. Setelah operasi, sebagian besar pasien tidak mengalami mati rasa wajah dan tanpa nyeri, tidak lagi membutuhkan obat-obatan. Itu merupakan operasi besar, dan bukan tanpa bahaya. Sebagian besar komplikasi serius dan membahayakan jiwa terjadi pada pasien berusia diatas 65-70 tahun. Itu kurang efektif untuk pasien yang pernah melakukan operasi lain sebelumnya.

Gangliotomi Radiofrekuensi Perkutan menggunakan jarum khusus dimasukkan ke wajah dan energi panas dihasilkan radiofrekuensi untuk merusak penampilan akar trigeminal preganglionik secara selektif pada rongga Meckel. Itu dilakukan saat pasien sadar dan memerlukan kerjasamanya dan umpan balik akurat untuk meletakkan jarum dengan tepat. Itu menyebabkan mati rasa wajah yang tidak dapat diubah. Pengendalian tepat luasnya luka tidak selalu memungkinkan. Tidak normal, sensasi tidak nyaman gatal, terbakar atau merangkak (20% pasien) dapat menemani mati rasa wajah. Ketika akut (0.3%), mereka menyusahkan pasien seperti nyeri awal mereka, karena mereka dapat hadir terus menerus sebagai rasa sangat terbakar tidak nyaman (bius dolorosa atau analgesia dolorosa) yang tidak bereaksi terhadap pengobatan. Hilang rasa pada divisiTrigeminal pertama membuat kornea tidak mempunyai perasaan, dan meninggalkan pasien pada resiko ulserasi kornea dan dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan. 

Chemoneurolysis Gliserol Perkutan juga dilakukan menggunakan jarum dimasukkan pada wajah dan dapat dilakukan di bawah bius total. Biasanya hanya terdapat kehilangan sensori ringan dan gejala sisa okulomotor atau distetik yang langka. Tentu saja, itu memiliki resiko sama dengan meningitis dan cedera jarum salah arah seperti teknik perkutan lainnya. Dibandingkan dengan radiofrekuensi gangliotomi, tingkat timbulnya kembali nyeri lebih tinggi, tetapi ini bukan ketidakuntungan yang signifikan, karena prosedur dapat dengan mudah diulang dan ditolernsi dengan baik.

Operasi Pisau Gamma contohnya pengobatan radiasi dilakukan tanpa membuka tengkorak, menggunakan sinar gamma yang kuat ditujukan pada akar syaraf Trigeminal, telah dilakukan akhir-akhir ini. Namun data perbandingan jangka panjang yang dilaporkan untuk prosedur lainnya kurang. Laporan sejauh ini menyatakan 50-90% penurunan nyeri baik dan 10-50% cukup. Tidak ada data patologi tersedia sehubungan dengan efek menengah dan jangka panjang radiasi dosis tinggi (70-90 gy) pada syaraf yang berdekatan dengan batang otak.
Pilihan operasi tergantung usia pasien, penyakit terkait dan pemeriksaan resiko yang bersedia diterimanya. Untuk sebagian besar pasien “lebih muda”, dekompresi mikrovaskular adalah pilihan terbaik. Pasien lebih muda memiliki kemungkinan menerima operasi lebih baik  tanpa komplikasi, dan harapan hidup masa depan lebih panjang yang berurusan dengan masalah yang dapat mengikuti penjejasan perkutan. Mereka juga memiliki resiko nyeri berulang kembali lebih tinggi sesudah prosedur tersebut dan kemungkinan memerlukan lebih banyak pengobatan di masa depan yang mengakibatkan bertumpuknya efek samping meningkat.

Pasien lebih tua (usia >65-70 tahun) memiliki resiko komplikasi bedah meningkat. Tetapi karena harapan hidup keseluruhan lebih pendek, mereka mungkin membutuhkan lebih sedikit pengulangan prosedur perkutan dengan kurang bertumpuknya gejala sisa denervasi. Penyakit terkait penting seperti  Chronic Obstructive Pulmonary Disease, penyakit jantung koroner dan diabetik (diabetes mellitus) juga meningkatkan resiko operasi besar tersebut.


HEAD OFFICE
Jl. Purnawirawan (Gg.Ratu ) No. 18 Gedung Meneng, Bandar Lampung. Indonesia.
Telp. ( 0721 ) 712029 Dan invite pin bb kami 7E64EBF .




Sindrom Proteus adalah kelainan bawaan yang menyebabkan pertumbuhan kulit secara berlebihan dan perkembangan tulang yang tidak umum, sering juga disertai tumor pada sebagian tubuh. Sindrom Proteus sangat langka. Sejak Dr. Michael Cohen mengidentifikasikan sindrom ini pada 1979, hanya sekitar 200 kasus dikonfirmasi di seluruh dunia, dengan perkiraan sekitar 120 orang yang mengalami kondisi ini sekarang. Sindrom Proteus menyebabkan pertumbuhan kulit, tulang, otot, jaringan lemak, pembuluh darah dan limfa secara berlebihan.

Sindrom Proteus merupakan kondisi yang progresif, di mana anak yang terkena sindrom Proteus dillahirkan tanpa perubahan bentuk apapun yang jelas. Seiring dengan bertambahnya umur mereka, tumor mulai muncul, juga pertumbuhan kulit dan tulang. Keparahan dan lokasi dari pertumbuhan asimetris ini beragam, tapi umumnya tengkorak, satu atau lebih anggota badan dan telapak kaki akan terkena efek. Ada risiko kematian prematur pada individu dengan sindrom Proteus karena deep vein thrombosis dan pulmonary embolism yang disebabkan oleh malformasi pembuluh yang berkaitan dengan kelainan ini. Risiko lebih lanjut mungkin terjadi karena kelebihan jaringan - Merrick sendiri mati ketika dia tercekik oleh berat kepalanya sendiri ketika sedang tidur.

Kelainan ini dapat diderita kedua gender dengan rasio sama, dan dapat ditemukan pada semua etnis. Kelainan ini tidak secara langsung menyebabkan kelambatan belajar, distribusi intelijensi di antara para penderita sindrom Proteus mencerminkan populasi pada umumnya, pertumbuhan mungkin menyebabkan kerusakan sekunder pada sistem saraf yang menyebabkan cacat kognitif. Sebagai tambahan, perubahan bentuk yang kelihatan dapat memberikan dampak negatif pada pengalaman sosial penderita, menyebabkan defisit kognitif dan sosial.

salah satu pengidap sindrom ini yang paling terkenal adalah Joseph Merrick yang dikenal dengan julukan 'Elephant Man atau Manusia Gajah' yang hidup pada 1862-1890. Ketika berusia dua tahun, ibunya melihat ada beberapa daerah di kulitnya yang mulai berubah. Pertumbuhan kulitnya berwarna gelap dan mulai terlihat bergelombang dan kasar. Selain itu mulai timbul benjolan di leher, dada dan bagian belakang kepalanya. Kelainan itu sendiri tidak secara langsung menyebabkan gangguan distribusi intelijen antara penderita sindrom Proteus sama seperti populasi umum.Namun, seiring pertumbuhan dapat  menyebabkan kerusakan sekunder pada sistem saraf yang menyebabkan cacat kognitif. Selain itu, adanya cacat terlihat dapat memiliki efek negatif pada pengalaman sosial penderita, menyebabkan defisit kognitif dan sosial. Individu yang menderita akan meningkatkan risiko untuk mengembangkan tumor tertentu termasuk unilateral ovarian cystadenomas, tumor testikular,  meningioma,  dan adenoma monomorfik pada kelenjar parotid.

Beberapa riset menunjukkan kondisi ini berkaitan dengan PTEN pada kromosom 10, sementara riset lain menunjuk pada kromosom 16. PTEN (phosphatase and tensin homolog, PTEN) adalah berkas genetik pada kromosom 10 lokus 10q23.3 dengan ekspresietik berupa protein yang berfungsi sebagai enzim dengan nama PI3P. Mutasi genetik PTEN sering ditemukan pada banyak kasus kanker, sehingga gen ini sering disebut sebagai salah satu tumor suppressor. Varian gen yang memicu Proteus terjadi secara spontan pada orang yang terkena selama perkembangan embrio, tetapi gejala hanya muncul di anak pertama dua tahun. Ini mutasi pada AKT1 mengubah kemampuan sel terpengaruh untuk mengatur pertumbuhan mereka sendiri, menyebabkan beberapa bagian tubuh pasien untuk tumbuh ke ukuran normal, sedangkan bagian lain dari tubuh tetap normal.

Pasien dengan sindrom Proteus mengalami kesulitan berjalan karena jari kaki makrodaktil, skoliosis, dan ketidakstabilan sendi dengan dislokasi pinggul , tumor subkutan ekspansif dan neuropati kompresi karena hamartomas intraneural. Beberapa pasien mungkin atelektasis permanen, pneumonia, atau gejala dari insufisiensi paru. Terdapat sekitar 30% pasien yang mengalami retardasi mental dan 20% pasien sindrom Proteus yang dilaporkan mengalami kematian dini, kebanyakan disebabkan karena trombosis vena dalam atau emboli paru-paru, komplikasi postoperasi atau pneumonia. Sindrom Proteus tidak mempunyai prevalensi pada ras tertentu sedangkan laki-laki beresiko terkena hampir dua kali lipat lebih besar dibanding dengan perempuan dengan rasio laki-laki berbanding peempuan adalah 1.9:1. 

Penderita sindrom Proteus dapat memiliki manifestasi yang luas. Dampaknya juga bisa dari yang ringan sampai yang berat. Manifestasi yang paling umum dari sindrom Proteus ini antara lain :
1. Abnormalitas tulang dan perkembangan jaringan halus, seperti hemihyperplasia (pertumbuhan berlebihan yang asimetris pada anggota tubuh seperti tengkorak kepala, wajah, jari tangan dan jari kaki), scoliosis (kelainan tulang belakang), pertumbuhan yang tidak seimbang dan atrofi pada otot lengan atas dan leher. 
 
2. Abnormalitas kulit dan perkembangan jaringan konektif, seperti kulit kasar yang menonjol (verrucous epidermal naevi) atau datar, garis yang dalam dan pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan halus pada telapak kaki (cerebriform connective tissue naevi), dan tumor benigna pada jaringan lemak (lipoma) atau area dimana berperan dalam menurunkan atau menaikkan berat badan serta pertumbuhan abnormal pada pembuluh darah atau limfatik (vascular malformations). 
 
3. Bentuk wajah seperti pembesaran belakang kepala, kelopak mata yang menurun, tulang hidung yang rendah, lubang hidung yang menengadah, wajah yang panjang dan sempit, mulut yang tetap terbuka saat istirahat (incompetent lips). 
 
Konsep mutasi somatis yang melibatkan faktor pertumbuhan jaringan atau reseptor dapat menjelaskan beberapa aspek sindrom Proteus, seperti mosaik distribusi lesi, kejadian sporadisnya, keturunan terpengaruh dari individu yang terkena dampak dan keberadaan kembar tidak identik. Meskipun bukti mengarah pada mutasi somatis, tidak ada penyebab mutasi gen yang telah dikenal sebagai sindrom Proteus. 
  
HEAD OFFICE
Jl. Purnawirawan (Gg.Ratu) No. 18 Gedong Meneng, Bandar Lampung. Indonesia
Telp. 0721-712029 atau invite pin bb kami di 7E64EBF


Tumor atau barah atau dalam bahasa Inggris: tumor, tumour adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip dengan simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin yang berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign). Tumor ganas disebut kanker, kanker memiliki potensi untuk menyerang dan merusak jaringan yang berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue berdekatan dan tidak menyebarkan benih (metastasis), tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi besar. Mereka biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi. 

Berdasarkan tissue awal, tumor dapat dibagi menjadi:

* Tumor asal epithelial
* Tumor asal mesenchymal
* Tumor sel darah
* Tumor sel germ 

Tumor epithelial dianggap ganas bila dia menembus basal lamina dan dianggap jinak bila tidak. Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan mutasi dibutuhkan untuk tumor dapat muncul. Mutasi yang mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan tumor dapat akhirnya menyebabkan tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui apoptosis bil DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini dapat juga menyebabkan kanker. Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan tumor biasanya tidak cukup menyebabkan terjadinya tumor. Sebuah kombinasi dari sejumlah mutasi dibutuhkan. 

DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene atau gen penahan tumor telah termutasi. Di masa depan kemungkinan tumor dapat dirawat lebih baik dengan menggunakan DNA microarray untuk menentukan karakteristik terperinci dari tumor.
Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi di DNA mereka. Ini berarti "prevalence" tumor meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita berumur 20 tahun memiliki tumor di dadanya kemungkinan besar tumor ini adalah jinak. Namun, apabila wanita berumur 70 tahun makan kemungkinan besar tumor ini adalah ganas.

Apa Perbedaan Tumor Jinak Dan Tumor Ganas? 
Pengertian tumor secara medis adalah terbentuknya neoplasma yang disebabkan pertumbuhan sel tubuh yang tidak wajar,dan untuk beberapa sel yang tumbuh sangat cepat ini akan tampak menjadi sebuah benjolan jika telah mecapai tahap yang lebih lanjut.
Tumor mempunyai banyak jenis,Namun secara sifat dibagi menjadi dua jenis tumor yang sering kita dengar,yaitu tumor jinak dan tumor ganas.

Tumor jinak
Dikatakan jinak karena cenderung berukuran dibawah 1-2 cm,dan biasanya terbungkus semacam selaput sehingga tidak mengalami perkembangan karena lokasinya menetap dan tidak menyebar untuk merusak jaringan lainnya. Umumnya tumor jinak memiliki pertumbuhan yang lambat dan pada permukaan kulit tidak terjadi luka.dan apabila dilakukan operasi secara tepat,tumor ini jarang untuk kambuh lagi.

Tumor ganas
Penyakit yang juga biasa disebut sebagai kanker ini pertumbuhannya relatif lebih cepat karena memang bersifat aktif dan agresif dibandingkan tumor jinak.akibatnya di permukan tubuh akan timbul benjolan besar yang sering kali disertai luka pada permukaan kulit dan terjadi pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Tumor ini bersifat merusak jaringan disekitarnya dan jika yang terkena adalah pembulu darah bisa menimbulkan pendarahan seperti pada kanker paru-paru yang membuat penderitanya batuk disertai darah. 
 
sebenarnya tumor apapun bentuknya bisa dicegah dengan kesadaran masyarakat yang tidak suka makan sembarangan dan terus menjaga kesahatan. Dan biasanya tumor pasti didierita oleh kaum mennag keaatas yang kurang menjaga asupan yang baik. 
 
 
HEAD OFFICE
Jl. Purnawirawan (Gg.Ratu) No. 18 Gedong Meneng, Bandar Lampung. Indonesia
Telp. 0721-712029 atau invite pin bb kami di 7E64EBF
 

Blaschko’s Lines adalah gejala pada kulit seseorang yang tidak kelihatan atau tidak terlihat sebagai kulit yang normal. Gejala tersebut dapat terlihat jelas ketika beberapa penyakit kulit atau Mucosa mempengaruhinya sendiri termasuk ini pula. Biasanya gejala ini sangat terlihat membentuk atau mengeluarkan garis pada kulit dengan huruf “V” di punggung atau “S” melingkar di dada, perut, dan sisi, serta bentuk mengombak di kepala. Garis tersebut dipercaya karena migrasi embryonic cells yang membekas. Garis tersebut merupakan tipe genetic dari mosaicism. Itu tidak termasuk atau cocok dari nervous muscular atau lymphatic system. Garis itu bisa diobservasi pada hewan seperti kucing dan anjing.


German dermatologist, Alfred Blaschko adalah orang yang mendapatkan penghargaan dari demonstrasinya pada tahun 1901. Luka kulit yang membentuk Blaschko’s Lines bisa bervariasi termasuk karena genetic congenital dan dari non genetic. Contoh yang termasuk seperti penyakit pigmen Naevus Achromicus (termasuk hypomelanosis ofito), epidermal naevus, naevus sebaceous, inflammatory linear, vercucous naevus, X-;inked genetic, penyakit kulit incontinental pigmenti, CHILD syndrome karena memperoleh peradangan yang banyak, lichenstriatus, linchenplanus, lupus. Namun garis-garis tersebut akan nampak jelas ketika beberapa penyakit kulit atau mukosa sedang menyerang. Pola garis-garis yang nampak bisa bermacam-macam, ada yang membentuk huruf V di bagian belakang atau punggung, atau huruf S di sekitar dada, perut atau bagian samping. Hingga kini belum diketahui bagaimana pola tersebut terbentuk, karena mereka tidak mengikuti pola syaraf, pembuluh atau sistem limfatik. Dan tak hanya pada manusia, blaschko line juga bisa didapati pada hewan seperti anjing atau kucing. Pada dasarnya garis-garis ini tidak berbahaya dan bukan merupakan gejala dari penyakit tertentu.


HOS Dokumenter

Translate

Tayangan

Diberdayakan oleh Blogger.

HOUSE OF SUCCESS

- Privat Master Hipnotis - Pelatihan Profesional Hipnoterapi - Fingerprint Analysis - Penyalur Jasa Layanan Kerja Profesional

Quotes

"...MEMULAI TAK PERLU HEBAT, TAPI UNTUK HEBAT WAJIB BERANI MEMULAI..."

The New News

HADIRI STAND PAMERAN DI "MALL BOEMI KEDATON" BANDAR LAMPUNG Lt.1 (Basement depan Pintu Masuk) dan dapatkan Spesial Promo bersama HOUSE OF SUCCESS setiap hari Pkl. 11.00 s/d 20.00 Wib Sampai akhir tahun 2014.
Jl. Purnawirawan ( Ratu ) No. 18, Gedung Meneng, Bandar Lampung, Indonesia. Telp. ( 0721 ) 712029 atau Invite pin bb kami 7E64EBF .

Popular Posts