Senin, 22 September 2014


Orangtua sering mendapati anak terlihat melamun saat beraktivitas atupun bermain. Salah satu penyebab anak suka melamun adalah ketidak seimbangan otak, seperti yang diungkap Paul Mclain dalam teorinya mengenai konsep otak dinamis (dynamic brain). Menurutnya, otak dapat menjadi tidak seimbang lantaran 2 hal, bisa penyebab fisik maupun psikis.


Faktor Fisik
Ketidak seimbangan otak terjadi karena secara metabolisme, organ tersebut memang sedang terganggu. Misal, karena asupan nutrisi anak memang tidak baik dan membuat kerja otaknya tak maksimal. Kekurangan cairan (kurang minum air putih) juga akan membuatnya kerap terlihat “bengong.” Ini bisa dipahami mengingat 75% tubuh manusia terdiri dari cairan yang 25%-nya berada di otak. Kelebihan suatu nutrisi (kebanyakan makanan yang mengandung gula) bisa juga membuat otak tidak seimbang. Jadi dapat dibayangkan, pada kondisi kekurangan atau kelebihan salah satu zat gizi saja, sudah dapat memengaruhi otak, apalagi pada kasus anak yang mengalami ketidakseimbangan gizi yang parah. Faktor fisik lain yang dapat menjadi “biang keladi” ketidak seimbangan otak adalah kurangnya anak bergerak. Ia lebih sering menghabiskan waktu di depan teve, ketimbang berlari-larian di luar rumah, contoh. Padahal tubuh harus cukup bergerak dan digerakkan. Banyak diam akan membuat otak jadi tidak seimbang lantaran tidak terstimulasi dengan baik. Aneka permainan outdoor dipercaya dapat merangsang gerak motorik supaya otak anak terstimulasi dengan baik. Demi mempererat hubungan orangtua dengan anak, aktivitas fisik yang disarankan dilakukan intens setiap hari ini akan sangat baik jika dilakukan bersama-sama sekeluarga.


Faktor Psikologis
Dari sisi psikologis biasanya stres adalah penyebab utama ketidakseimbangan otak. Tekanan stres berbeda-beda, dari ringan, sedang, hingga berat. Sama halnya dengan daya tahan anak kala menghadapi stres yang berbeda-beda, ada yang lemah, ada pula yang tangguh. Pemicu stres pada usia ini umumnya adalah rasa kesal atau takut setelah dimarahi, punya keinginan tidak terkabulkan, melihat pertengkaran orangtua, kerap ditinggal orangtua bekerja, dimusuhi teman, tuntutan sekolah atau orangtua yang memaksakan anak untuk berprestasi, dan lainnya. Tekanan-tekanan inilah yang kerap menjadi beban pikiran anak sehingga ia bisa termenung dan melamun di tengah aktivitas.
Ada anak yang memang lebih kerap mengkhayal ketimbang anak lainnya. Anak yang berkarakter tenang suka mengamati untuk memahami sesuatu yang baru ia lihat. Aspek kognitif si prasekolah yang tengah berkembang pun cenderung mendorong pikirannya untuk selalu melayang-layang. Sehabis menikmati film Upin dan Ipin, misal, anak yang tengah teringat kecerdikan anak kembar itu, lantas beranda-andai jikalau ia bisa secerdas mereka dan berhasil menangkap pejahat.

Rasa bosan atau tak ada minat pada kegiatan tertentu juga dapat membuat anak melamun. Keinginannya untuk menonton film Donald Duck yang “terjegal” keharusan belajar, bisa saja membuat si kecil jadi berkhayal bagaimana kalau pada saat itu ia tengah menyaksikan aksi kocak bebek nakal itu. Selain wajar, melamun sebenarnya juga dapat menstimulasi kreativitas berpikir anak. Saat tengah duduk termenung dan menyaksikan buah jambu yang jatuh dari pohon, dalam benaknya bisa timbul pertanyaan. “Kok jambunya jatuh, ya?” Setelah menerka-nerka penyebabnya, namun tak ketemu jawabannya, ia bisa saja bertanya kepada orangtuanya. Dari situlah ia mendapat pengetahuan baru dari aktivitas melamun.

Waspadai Bila Terlalu Sering. Namun tentu intensitas melamun yang terlalu sering dan lama (sampai mengganggu aktivitas) harus dicari akar permasalahannya dan perlu segera ditangani. Berikut adalah beberapa ciri melamun yang terbilang sudah tidak wajar:
* Melamun di dua tempat yang berbeda. Misal tidak hanya melamun selama di rumah, dari laporan guru, anak pun kerap bengong kala pelajaran tengah berlangsung.
* Melakukan kecerobohan. Melamun pun bisa diidentifikasi lewat kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan anak. Contoh, saat ia diminta menulis angka 01 jadi 10, 12 jadi 21, minta tolong mengambilkan pensil biru jadi pensil merah, dan lainnya. 

* Menjadi pelupa.
Anak berubah menjadi pelupa. Beban pikiran yang mengganggu keseimbangan otaknya membuat ia sering kehilangan alat tulis, botol air minum di sekolah, lupa meletakkan mainan, dan lainnya.

* Clumsy. Beberapa gejalanya saat berjalan menabrak sesuatu (entah meja, sofa, dan lainnya), mudah terjatuh, koordinasi gerakan lemah, dan lainnya. Jika gejala ini muncul mungkin beban di otaknya sudah sangat berat sampai-sampai ia tak bisa beraktivitas dengan baik.
Satu hal yang jelas, perilaku bengong/melamun anak yang sudah tak wajar mesti mendapat perhatian khusus dari orangtua. Tanpa adanya penanganan serius, lama-kelamaan keadaan ini akan memunculkan dampak yang lebih buruk yang bisa menganggu pertumbuhan fisik dan psikis anak.

Anak yang seharusnya tumbuh aktif mengeksplorasi lingkungan dan bersosialisasi dengan kawan-kawannya, malah sering menyendiri dan melamun. Jika dibiarkan, dampaknya dapat merembet terhadap hal lain, seperti ia jadi malas belajar, tidak mau makan, tidak nyenyak tidur dan sebagainya.

Asalkan melamunnya tak terus-menerus dan kalau diajak bicara masih nyambung, tak usah khawatir. Justru dari melamun, si kecil bisa kreatif. 
 
Tentu wajar-wajar saja anak melamun. Apalagi bila ia pada dasarnya tak terlalu banyak bergerak alias tenang atau lebih ke arah sebagai pemikir. Jika diberi makanan pun, biasanya si pemikir akan diam dulu, baru kemudian dimakannya. Hanya saja, mikir-nya anak usia prasekolah bukan seperti mikir-nya orang dewasa dalam arti problem solving. Pada anak, jelas Lidia L. Hidajat, MPH, mikir-nya lebih ke arah mencerna hal-hal yang baru. "Ia akan terus bertanya mengapa hal ini terjadi, misal."

Nah, pada anak yang terbuka, biasanya cenderung langsung bertanya pada orang tuanya, "Ma, kenapa, sih, lampu itu bisa mati? Kan, yang lain nyala," atau ia malah langsung membongkar lampu yang membuatnya penasaran itu. Hal ini disebabkan, anak yang terbuka, reaksinya pada setiap kejadian langsung frontal. Tak demikian halnya dengan si tertutup, ia akan berpikir sendiri, "Kok, bisa, ya,lampu itu mati? Padahal, yang lain tetap menyala."

BERIMAJINASI
Jangan lupa, pada dasarnya anak usia prasekolah tengah berkembang aspek kognitifnya. Banyak hal baru yang tadinya (di usia sebelumnya) tak terpikir dan kurang diperhatikan, kini jadi menarik perhatiannya. Itulah mengapa, di awal usia ini, biasanya anak mulai banyak bertanya dan kebanyakan pertanyaannya membutuhkan jawaban berupa penjelasan sebab-akibat.

Selain itu, di usia prasekolah, anak juga banyak berfantasi. Ia sering teringat sesuatu yang menarik perhatiannya, lalu memikirkannya. Jadi, yang selama ini tak menarik perhatiannya, tapi ketika memori itu muncul, ia lantas berpikir, "Kemarin, film Putri Saljunya lucu juga, ya. Tapi warna bajunya apa, ya?" Lalu, ia membayangkan dirinya tengah berada di negeri dongeng tersebut menjadi si Putri Salju. Hal ini, menurut Lidia, merupakan suatu proses yang menjadi satu kesatuan dalam perkembangan kognitif, antara fantasi yang sedang berkembang dan memori bercampur.

Tak hanya itu, melamun pada anak juga merupakan hasil dari perkembangan emosinya, entah marah, takut, cemas, ataupun benci. Misal, si kecil benci pada anak tetangga yang bernama Doni dan ingin memukulnya tapi tak bisa, ia lantas berpikir, "Aduh, aku sebenarnya marah banget. Kemarin si Doni ngambil bonekaku tapi kalau aku pukul, gimana, ya. Nanti aku dipukul lagi dan aku juga dimarahin Bunda." Bisa juga, melamunnya itu karena ia bosan sesuatu kegiatan. Misal, kala main dengan sepupunya dan si sepupu "bandel", ia akan berpikir, "Duh, kapan selesainya, ya?" Atau, melamunnya disebabkan ketidakminatannya terhadap apa yang dilakukannya ketika itu. Saat berada di kelas, misal, tiba-tiba ia diam karena ia tak terlalu in dengan apa yang dikatakan gurunya. "Biasanya ini terjadi pada anak yang masih kecil dan dipaksa 'sekolah'. Bisa saja, kan, ia melamun karena sebetulnya ia berusaha mencerna tapi tetap tak bisa, 'Ibu Guru ini ngomong apaan, sih?', misal. Akhirnya, fokus dia malah ke luar jendela karena di sana ada hal yang lebih menarik buatnya. Jadilah ia melamun, 'Duh, asyik kali, ya, kalau aku bisa ke luar kelas dan bermain di sana.' Nah, dari situ dia mulai berandai-andai."

Jadi, melamun pada anak harus dibedakan, apakah memang bawaan dia karena tipe mengamati, tak banyak omong, atau merupakan salah satu akibat dari kejadian tertentu.

INTERVENSI ORANG TUA
Yang patut diwaspadai, bila perubahan yang terjadi sangat drastis. Misal, tadinya si kecil aktif sekali, tiba-tiba jadi suka melamun atau melamunnya menjadi suatu kegiatan yang menyita hampir seluruh keseharian anak. Bila demikian, ada 2 kemungkinan yang terjadi pada anak. Kemungkinan pertama, ia melamun karena ada sebab tertentu semisal sakit tapi tak bisa mengungkapkan sakitnya. "Jadi, ia hanya memikirkannya sendiri, 'Perutku, kok, rasanya seperti muter, ya tapi tak bisa ngomong dengan ibunya." Kemungkinan kedua, ada suatu kejadian yang menyita pikirannya entah kejadian menyenangkan atau menyedihkan, tapi biasanya lebih banyak yang menyedihkan. Soalnya, jelas Lidia, sesuatu yang menyenangkan pada anak-anak, umumnya akan dikeluarkan. Sebaliknya, yang menyedihkan justru akan dipendam, "Kok, Bunda marah sama aku, ya?".

Nah, bila dua kemungkinan ini yang terjadi pada anak, menurut Lidia, orang tua harus intervensi. "Awalnya dengan pengenalan orang tua terhadap irama anak sehari-harinya. Selanjutnya, cari tahu mengapa ia melamun." Dari sini kita musti pandai-pandai menggali apa yang ia rasakan; apakah lantaran berpisah dengan orang-orang yang dicintainya, misal, berpisah dengan neneknya yang sudah tinggal di rumahnya selama sebulan. "Ia tak bisa mengungkapkan dengan rinci, 'Kok, Nenek enggak tinggal sama kita lagi? Kapan Nenek datang lagi?', misal." Atau, ia kehilangan teman yang selama ini dekat dengannya, hingga ia lantas melamunkannya, "Seandainya sekarang Odi masih ada, jam segini biasanya aku lagi main sepeda sama dia.

Dengan kita intervensi, si kecil tak merasa sendirian lagi. Hingga, lama-lama keluar juga perasaannya, entah marah, takut, benci seseorang, sedih, atau menginginkan sesuatu yang tak terungkap, dan lainnya. Soalnya, jika perasaan yang terpendam itu didiamkan saja, dampaknya tak baik buat anak. Selain menyita banyak perhatian si anak, ia pun akan merasa tak enak. "Kejadian yang tak enak itu, kan, akan membekas padanya, hingga semua aktivitasnya jadi terganggu, makannya pun mungkin jadi tak benar, tidurnya tak tenang, dan sebagainya."

Hal lain yang harus diwaspadai, bila anak jadi pelamun terus ditanya enggak nyambung atau diam saja tak bereaksi, "berarti ia sudah keluar dari jalurnya. Bisa jadi ia mengarah ke autisme," bilang Lidia. Namun bila ia melamun dan kita bilang, misal, "Kak, sambil makan, ya?", lalu ia melamun sambil mengunyah makanannya, berarti ia hanya sedang memikirkan sesuatu, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

MELAHIRKAN KREATIVITAS
Jadi, bila melamunnya masih dalam batas wajar alias tak terlalu sering dan terus-menerus, menurut Lidia, kita tak usah terlalu khawatir, apalagi sampai berniat mengubahnya. Sebab, bisa jadi dari melamunnya itu akan melahirkan suatu kreativitas. Misal, kala sedang melamun, ia melihat burung sedang terbang dan berpikir, "Kok, burung bisa terbang, ya?", lalu cepat-cepat ia mengambil peralatan gambarnya dan menuangkannya dalam bentuk gambar, atau malah membuat burung-burungan dari kertas. "Bisa saja, kan, misal, ia kepingin menggambar, terus ia perlu waktu untuk duduk dulu. Kalau kebetulan rumahnya tingkat, ia ngeliatin mobil di bawah, O mobil itu modelnya begitu. Berarti, melamunnya untuk sesuatu yang produktif."

Jadi, sepanjang anak bahagia dengan melamun, bahkan mendorongnya jadi kreatif, senang baca, sering bertanya, tak perlulah kelewat dicemaskan. Namun tentu saja, untuk menjadikan lamunan berdampak positif buat si kecil, kita harus tahu dulu mengapa ia melamun dan apa hasilnya sesudah ia melamun. Untuk itu, kita perlu mengenali ritmenya secara keseluruhan dulu. Bila memang sehabis melamun ia bisa menghasilkan sebuah gambar, misal, ya, sudah, biarkan saja. Malah seharusnya kita dukung ia dengan membawanya ke tempat-tempat bagus agar kreativitasnya terus dirangsang hingga makin berkembang.

Namun demikian, kita tetap harus melakukan kontrol, apakah kontaknya dengan dunia luar masih ada atau tidak. "Bila ia ditanya tapi tak menjawab atau sibuk dengan dunianya sendiri, kita harus lebih aktif untuk menariknya dari dunia keduanya itu." Misal, "Kakak sudah lama banget diam di jendela. Yuk, bantuin Mama menjahit." Atau, alihkan si kecil pada aktivitas yang disukainya agar ia lupa dengan lamunannya. Pendeknya, kalau ia sudah kelamaan melamun, buat ia kembali beraktivitas. Perhatikan juga, bila tiap habis melamun, tidur malamnya tak tenang dan teriak-teriak, kita perlu bertanya-tanya, "Ada apa ini?"

Intinya, sering-seringlah mengajak anak berkomunikasi tentang hal-hal yang disenanginya, entah soal temannya, kegiatan yang telah dilakukannya, maupun hal-hal yang tengah dilamunkannya. Misal, "Kak, liatin apa, sih? Kok, sepertinya asyik banget. Bunda lihat juga, dong." Kalau ia tak bisa menjawab, kita harus terus bertanya, "Kakak ingat Eyang, ya?" Bila ia bilang, "Tidak," teruslah bertanya, "Kakak ingat teman?" atau "Ada yang sakit?" Jadi, kita harus membantu untuk mencari petunjuknya, karena mungkin saja ia tak bisa menjelaskan dengan kata-kata. Begitu pun bila kita tahu melamunnya disebabkan sesuatu yang menyakitkan, meresahkan, menakutkan, atau membuatnya marah, tapi tak bisa diungkapkan, kita harus bantu mengatasinya dengan cara menanyakannya.

Sekarang HOS sudah memberi tau kepada para bunda dan calon bunda, kita bisa mengambil positive dan negative dari Melamun atau Bengong tadi. Kembali lagi tergantung pada orang tuanya akankah dia merasa lamunan tersebut bermanfaat atau malah sebaliknya. Tapi jangan sesekali bunda mengancurkan lamunan sang buah hati apalagi bila sang buah hati anda sangat senang bermainan dengan imajinasinya yang hebat dan mungkin imajinasinya tersebut adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada anak anda, dan akan membuat dunia kagum akan imajinasinya tersebut.

Dan kami HOUSE OF SUCCESS mempunyai sebuah alat yang bisa mendektesi kepintaran buah hati anda yang disebut "Fingerprint" atau "Analisa sidik jari" yang sudah banyak manfaatnya dan sangat terbukti bahwa 98% hasilnya "Benar" dan akan menjang karir anak anda dikemudian hari dengar cara datang ke HOUSE OF SUCCES (Rumah yang membikin orang Sukses dengan cara yang masuk akal) .
Jl. Purnawirawan (Gg.Ratu) No. 18 Gedong Menang, Bandar Lampung.
Telp. (0721) 712029 
Kami akan menunggu datangnya anda dan datangnya kesuksesan anda dan buah hati anda, karna Analisa sisdik jari tidak hanya untuk anak-anak saja namun para pasangan yang baru mengarungi bahtra pernikahan ataupun para mahasiwa-mahasiswi yang bingung akan mengambil jurusan apa untuk kedepanya. Dan jangan takut bagi para karyawan perusahaan "Analisa sidik jari" ini Sangat di butuhkan, karna dengan cara ini kita kan mengetahui tempat manakah yang kan cocok bagi calon pekerja dan kita para bos atupun manager akan mengetahui sifat dan karakteristiknya melalui "Sidik jari" ini contohnya, apakah dia suka berbohong, jujur atau tidak dan bisa menjaga rahasia perusahaan atau tidak.

SEGERA BUKTIKAN SEKARANG JUGA!!


1 komentar:

  1. Kadang melamun itu bisa sedang memikirkan ide cemerlang loh, jangan salah kaprah. Untuk perkembangan otak bisa coba konsumsi minyak ikan . Kenapa gitu? Ingat minyak ikan banyak mengandung omega 3.Selain bagus buat jantung, bagus pula untuk perkembangan otak

    BalasHapus

HOS Dokumenter

Translate

Tayangan

Diberdayakan oleh Blogger.

HOUSE OF SUCCESS

- Privat Master Hipnotis - Pelatihan Profesional Hipnoterapi - Fingerprint Analysis - Penyalur Jasa Layanan Kerja Profesional

Quotes

"...MEMULAI TAK PERLU HEBAT, TAPI UNTUK HEBAT WAJIB BERANI MEMULAI..."

The New News

HADIRI STAND PAMERAN DI "MALL BOEMI KEDATON" BANDAR LAMPUNG Lt.1 (Basement depan Pintu Masuk) dan dapatkan Spesial Promo bersama HOUSE OF SUCCESS setiap hari Pkl. 11.00 s/d 20.00 Wib Sampai akhir tahun 2014.
Jl. Purnawirawan ( Ratu ) No. 18, Gedung Meneng, Bandar Lampung, Indonesia. Telp. ( 0721 ) 712029 atau Invite pin bb kami 7E64EBF .

Popular Posts