Penyakit parkinson merupakan penyakit
yang banyak diderita orang berusia lanjut dan menyebabkan ketidakmampuan
gerak yang terus memburuk dan terjadi dalam jangka panjang. Menurut
National Parkinson Foundation di Amerika Serikat saja 50.000-60.000
orang terdiagnosis parkinson setiap tahunnya. Nama penyakit ini
sebenarnya berasal dari nama seorang dokter Inggris, James Parkinson,
yang memublikasikan pertama kali penyakit kerusakan otak ini.
Penyebab pasti dari penyakit ini sangat beragam. Profesor Sandra
Kostyk, pakar saraf di Ohio State University mengatakan, meskipun
gejalanya hampir sama di setiap orang, tetapi mungkin ada perbedaan
penting yang menyebabkan penyakit ini. Parkinson dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan,
misalnya cedera kepala atau paparan pestisida. Sering kali penyebab
seseorang menderita parkinson adalah karena kombinasi dari keduanya.
Pria secara umum lebih berisiko terkena penyakit ini dibandingkan
wanita. Penyakit ini merupakan hasil dari kerusakan sel pada beberapa daerah
di otak, khususnya substansia nigra, daerah yang bertanggung jawab atas
produksi dopamin. Dopamin adalah senyawa kimia otak yang mampu
mengantarkan sinyal di otak untuk mengoordinasi gerakan. Kekurangan
dopamin menyebabkan seseorang tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya
dengan baik.
Gejala umum yang ditunjukkan orang dengan parkinson adalah gemetar,
pergerakan lambat, otot kaku, masalah pada keseimbangan, dan hilang
pergerakan refleks otomatis seperti tersenyum atau gerakan tangan
menganyun ketika berjalan. Selain gejala motorik, parkinson juga menyebabkan penurunan fungsi
kognitif, seperti demensia, cemas, depresi perubahan cara berbicara,
atau insomnia. Gejala parkinson juga dapat berupa tekanan darah rendah
dan konstipasi. Penyakit ini biasanya sulit untuk terdiagnosis pada tahap awal. Belum
ada tes yang efektif untuk mendiagnosis parkinson, tetapi biasanya
pasien didiagnosis setelah dokter melihat riwayat kesehatannya dan
melakukan pemeriksaan saraf.
Hingga saat ini, penyakit ini belum bisa disembuhkan. Terapi
bertujuan untuk memperbaiki dan mengelola gejala. Reaksi seseorang
terhadap terapi parkinson juga tidak seragam sehingga belum tentu satu
jenis terapi cocok digunakan semua orang. Selain terapi dengan
obat-obatan, pasien juga perlu melakukan terapi fisik dan berbicara
serta perubahan gaya hidup untuk mengelola dan memperlambat perkembangan
dari penyakit.
Parkinson merupakan penyakit degenerasi saraf progresif. Parkinson
sering ditandai oleh gejala tremor atau kita kenal dengan gemetar
walaupun gejalanya belum terlalu jelas pada awal penyakit itu datang. Dr. Diatri Nari Lastri, Sp.S , Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat
PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia), turut
memberikan informasi mengenai penyakit Parkinson pada Peringatan Hari Parkinson Sedunia 2013 lewat jumpa pers,.
Ia mengatakan bahwa gejalanya belum terlalu jelas diawal-awal
penyakit, hilang-timbul dan tidak khas. Gejala yang paling sering
ditemukan adalah adanya tremor atau gemetaran. Apabila berjalan,
biasanya tangan akan bergerak. Namun kalau si penderita Parkinson
terkena di bagian sisi kanan, tangan kanannya tidak bergerak alias diam
saja. Walaupun begitu, dari 25 persen jumlah pasien Parkinson, gejala
yang hampir sering timbul adalah tremor. Ada gejala lainnya yang bisa terlihat
saat menulis. Saat menulis, tulisan penderita parkinson biasanya
lama-lama akan semakin mengecil sampai tidak terbaca. Dan jika terjadi
di usia produktif, maka akan mengganggu pekerjaannya. Selain itu, gejala
lain Parkinson bisa dilihat dari ekspresi wajah, di mana ekspresinya
cenderung kaku seperti topeng. Gangguan suara hingga menjadi kecil,
serta adanya gangguan kordinasi di tangan juga termasuk gejala-gejala penyakit parkinson.
Gejala-gejala Penyakit Parkinson
1. Tremor
Tremor sering terjadi ketika istirahat. Contohnya adalah saat seseorang istirahat, tidak melakukan kegiatan apapun namun tiba-tiba tangannya gemetar. Contoh lain adalah saat sedang berbicara, ibu jari bergerak sendiri.
Tremor sering terjadi ketika istirahat. Contohnya adalah saat seseorang istirahat, tidak melakukan kegiatan apapun namun tiba-tiba tangannya gemetar. Contoh lain adalah saat sedang berbicara, ibu jari bergerak sendiri.
2.Ridigitas
Pasien biasanya terlihat kaku, terlebih saat berjalan.
Pasien biasanya terlihat kaku, terlebih saat berjalan.
3. Akinesia
Jika kita memperhatikan pasien Parkinson, matanya jarang berkedip. Mukanya juga terlihat kaku seperti topeng dan tidak ada ekspresi.
Jika kita memperhatikan pasien Parkinson, matanya jarang berkedip. Mukanya juga terlihat kaku seperti topeng dan tidak ada ekspresi.
4. Postural disability
Pasien parkinson cenderung tidak stabil saat berjalan, bahkan kadang-kadang jatuh.
Pasien parkinson cenderung tidak stabil saat berjalan, bahkan kadang-kadang jatuh.
5. Ataksia
Gangguan kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan sukarela yang mengakibatkan masalah dengan berjalan dan keseimbangan.
Gangguan kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan sukarela yang mengakibatkan masalah dengan berjalan dan keseimbangan.
6. Chorea
Gerakan tersentak, tidak teratur, relatif cepat, tidak sengaja yang dapat mempengaruhi wajah atau anggota tubuh.
Gerakan tersentak, tidak teratur, relatif cepat, tidak sengaja yang dapat mempengaruhi wajah atau anggota tubuh.
7. Distonia
Gerakan lambat, berputar, tidak sengaja
berhubungan dengan kontraksi otot yang kuat atau kejang. Ini mungkin
mempengaruhi mata (blepharospasm), otot wajah, rahang, leher, anggota
tubuh bagian atas dan/atau anggota tubuh bagian bawah. Kadang-kadang
kejang terjadi pada saat melakukan pekerjaan tertentu seperti menulis
(kram penulis).
8. Kejang Hemifasial
Berkedut atau kejang tanpa sengaja yang
mempengaruhi setengah bagian wajah, termasuk otot mata, mengakibatkan
penutupan mata tidak terkendali.
9. Mioklonus
Berkedut atau kontraksi otot singkat, tidak sengaja, seperti tersentak.
10. Tremor
Gerakan berirama, tidak sengaja, goncangan maju mundur yang sering mempengaruhi lengan, tangan atau kepala.
Pengobatan untuk Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson merupakan gangguan progresif perlahan.
Saat ini belum dapat disembuhkan. Namun, terdapat pengobatan efektif
yang dapat meringankan gejala penyakit. Dokter Anda dapat
merekomendasikan obat-obatan yang paling sesuai tergantung gelaja, usia
dan kondisi medis Anda lainnya. Pengobatan harus disesuaikan dengan
masing-masing individu dan obat-obatan yang tepat untuk satu pasien
belum tentu ideal untuk lainnya. Untuk pasien dengan penyakit lebih
akut, bedah syaraf terbatas yang disebut stimulasi otak dalam dapat
meringankan gejala. Ini termasuk penanaman kawat ke dalam otak untuk
merangsang daerah tersebut dengan tenaga listrik.
0 komentar:
Posting Komentar