Dan Saat ini kita akan membahas tentang penyakit " BIPOLAR "
Pernahkah Anda merasakan perasaan tiba-tiba sedih, merasa sangat depresi dan lalu tiba-tiba Anda merasa gembira tanpa sebab yang jelas? Jika pernah, Anda perlu mewaspadainya sebagai gejala bipolar. Gejala bipolar merupakan gangguan psikologis yang terjadi pada manusia. Ditandai dengan perubahan mood yang ekstrim yaitu berupa depresi (kesedihan) dan mania (kebahagiaan).
Pernahkah Anda merasakan perasaan tiba-tiba sedih, merasa sangat depresi dan lalu tiba-tiba Anda merasa gembira tanpa sebab yang jelas? Jika pernah, Anda perlu mewaspadainya sebagai gejala bipolar. Gejala bipolar merupakan gangguan psikologis yang terjadi pada manusia. Ditandai dengan perubahan mood yang ekstrim yaitu berupa depresi (kesedihan) dan mania (kebahagiaan).
Seseorang dengan gangguan bipolar akan merasakan mood
swing yang ekstrim. Suatu ketika bisa merasa sangat antusias dan penuh
semangat namun tiba-tiba merasa sedih, depresi dan merasa tidak berguna sebagai
manusia bahkan merasa ingin bunuh diri. Kondisi ini dinamakan Manic
Depressive. Pada keadaan yang sangat ekstrim, seseorang dengan gejala
seperti ini bisa menyebabkan gejala psikotik seperti delusi dan
halusinasi. Kondisi Manic biasanya berlangsung dua mingu hingga
lima bulan, sedangkan depresi cenderung berlangsung lama. Gangguan
bipolar terbagi menjadi bipolar I, bipolar II, cyclothymia dan jenis
lainnya berdasarkan sifat dan pengalaman tingkat keparahan mood yang
dirasakan.
Gangguan bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar
10-12 persen remaja di luar negeri. Bahkan, dilaporkan di beberapa kota
di Indonesia ganguan bipolar sudah menjangkiti remaja di beberapa kota.
Resiko terbesar yang dialami gangguan bipolar adalah kematian karena
penderita cenderung mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Gangguan bipolar muncul pertama kali pada masa
anak-anak hingga tua. Kebanyakan terjadi pada usia 20-30 tahun. Semakin
dini gejala bipolar yang dirasakan, semakin berat resiko yang diterima.
Pada anak-anak, gangguan bipolar akan mengganggu perkembangan psikologis
anak. Orang yang bisa mengalami ganguan bipolar adalah mereka yang
mempunyai anggota keluarga yang mengidap gejala bipolar.
Secara medis faktor penyebab terjadinya gejala
bipolar adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di otak.
Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsangan, otak membutuhkan
neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian
tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya. Beberapa jenis
neurotransmitter adalah norepinephrine, dopamine dan serotin. Pada
penderita gejala bipolar, cairan-cairan ini berada pada kondisi yang
tidak seimbang. Saat kadar dopamine berada di tingkat yang tinggi,
seorang pengidap bipolar akan merasakan semangat yang tinggi, agresif
dan percaya diri. Keadaan ini disebut sebagai fase mania. Sebaliknya,
jika pengidap bipolar dalam keadaan depresi, itu artinya kadar cairan
kimia di otaknya sedang menurun sehingga penderita merasa pesimis, tidak
bersemangat, bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Penderita bipolar mengalami gangguan sistem
motivasional yang disebut behavioral activation system (BAS). BAS
memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward dari
lingkungannya. Gejala penyakit bipolar tidak pernah tunggal, selain
faktor genetik, faktor lingkungan juga bisa menyebabkan seseorang
mengalami gangguan bipolar.
Seseorang yang mengalami depresi yang berat akibat
gagal menikah, putus cinta, dipecat atau kehilangan orang yang dicintai
berportensi mengalami gejala bipolar. Penyalahgunaan obat yang bisa
memicu kondisi mania seperti ekstasi, kokain dan amphetamine serta
alkohol yang bisa memicu depresi. Perubahan musim dan kurang tidur bisa
memicu gejala bipolar. Lantas apakah penyakit ini bisa disembuhkan? Itu
tergantung pilihan Anda. Menghadapi penyakit gejala bipolar tidak selalu
mudah, gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari yang Anda jalani bisa
berdampak yang signifikan terhadap suasana hati Anda.
Anda bisa mencari tahu lebih banyak tentang gejala
bipolar sehingga Anda semakin tahu apa yang harus Anda lakukan, jauhkan
diri dari stres dengan menjalani hidup sehat, carilah dukungan keluarga,
teman, sahabat, pilihlah gaya hidup yang sehat seperti sehat makan,
tidur dan olah raga. Jangan lupa, monitor suasana hati akan sangat
membantu mengurangi gajala penyakit bipolar, sehingga Anda dapat
menghentikan masalah sebelum masalah itu muncul.
Tapi, sebenarnya apakah gangguan bipolar itu bisa disembuhkan?
"Gangguan bipolar itu sifatnya long life, jadi tidak bisa disembuhkan. Sebab, kondisi itu terjadi karena adanya gangguan otak, dimana ada fluktuasi kimia dalam otak atau tidak seimbang impuls listrik di dalamnya. Sehingga membuat mood seseorang terganggu dan pasti akan selalu kambuh. Makanya, penderita bipolar membutuhkan obat untuk bisa menstabilkan fluktuasi kimia dalam otaknya,
Faktor-Faktor Resiko Untuk Penyakit Bipolar
Ilmuwan-ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab-penyebab dari penyakit bipolar. Kebanyakan ilmuwan-ilmuwan setuju bahwa tidak ada penyebab tunggal. Dan ini faktor - faktor yang bisa menyebabkan penyakit BIPOLAR .
A. Genetik-Genetik
Penyakit bipolar cenderung beredar di keluarga-keluarga, jadi peneliti-peneliti mencari gen-gen yang mungkin meningkatkan kesempatan seseoarang mengembangkan penyakit. Gen-gen adalah "building blocks" dari keturunan. Mereka membantu mengontrol bagaimana tubuh dan otak bekerja dan tumbuh. Gen-gen dikandung di dalam sel-sel orang yang diturunkan dari orangtua ke anak-anak.
Anak-anak dengan orang tua atau saudara kandung yang mempunyai penyakit bipolar adalah empat sampai enam kali lebih mungkin mengembangkan penyakit di banding dengan anak-anak yang tidak mempunyai sejarah penyakit bipolar keluarga. Bagaimanpun, kebanyakan anak-anak dengan sejarah penyakit bipolar keluarga tidak akan mengembangkan penyakit.
Penelitian genetik pada penyakit bipolar sedang dibantu oleh kemajuan-kemajuan dalam teknologi. Tipe penelitian ini sekarang jauh lebih cepat dan lebih jauh jangkaunnya daripada masa lalu. Satu contoh adalah peluncuran dari Bipolar Disorder Phenome Database, dibiayai sebagian oleh NIMH. Menggunakan database, ilmuwan-ilmuwan akan mampu menghubungkan tanda-tanda yang terlihat dari penyakit dengan gen-gen yang mungkin mempengaruhi mereka. Sejauh ini, peneliti-peneliti yang menggunakan database ini menemukan bahwa kebanyakan orang-orang dengan penyakit bipolar mempunyai:
Namun gen-gen bukan satu-satunya faktor risiko untuk penyakit bipolar. Studi-studi dari kembar-kembar yang identis telah menunjukan bahwa kembar dari seseorang dengan penyakit bipolar tidak selalu mengembangkan penyakit. Ini adalah penting karena kembar-kembar yang identis berbagi semua gen-gen yang sama. Hasil-hasil studi menyarankan faktor-faktor selain gen-gen juga berpengaruh. Agaknya, adalah mungkin bahwa banyak gen-gen yang berbeda dan lingkungan seseorang terlibat. Bagaimanapun, ilmuwan-ilmuwan masih belum mengerti sepenuhnya bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi untuk menyebabkan penyakit bipolar.
Fungsi dan struktur otak
Studi-studi pencitraan otak membantu ilmuwan-ilmuwan belajar apa yang terjadi pada otak dari orang dengan penyakit bipolar. Alat-alat pencitraan otak yang lebih baru, seperti functional magnetic resonance imaging (fMRI) dan positron emission tomography (PET), mengizinkan peneliti-peneliti mengambil gambar-gambar dari otak hidup yang sedang bekerja. Alat-alat ini membantu ilmuwan-ilmuwan mempelajari struktur dan aktivitas otak.
Beberapa studi-studi imaging (pencitraan) menunjukan bagaimana otak-otak dari orang-orang dengan penyakit bipolar mungkin berbeda dari otak-otak orang-orang sehat atau orang-orang dengan penyakit-penyakit mental lain. Contohnya, satu studi yang menggunakan MRI menemukan bahwa pola dari perkembangan otak pada anak-anak dengan penyakit bipolar adalah serupa dengan yang pada anak-anak dengan "multi-dimensional impairment", penyakit yang menyebabkan gejala-gejala yang tumpang tindih sedikit banyak dengan penyakit bipolar dan schizophrenia. Ini menyarankan bahwa pola yang umum dari perkembangan otak mungkin dihubungkan dengan risiko umum untuk suasana-suasana hati yang tidak stabil.
Mempelajari lebih banyak tentang perbedaan-perbedaan ini, bersama dengan informasi yang diperoleh dari studi-studi genetik, membantu ilmuwan-ilmuwan mengerti lebih baik penyakit bipolar. Suatu hari ilmuwan-ilmuwan mungkin mampu untuk memprediksi tipe-tipe yang mana dari perawatan akan bekerja paling efektif. Mereka mungkin bahkan menemukan cara-cara untuk mencegah penyakit bipolar.
Semoga keluarga kita tercinta,sahabat HOS semua dan para keturunan kita tidak terjangkit penyakit Bioplar ini. Terimakasih
Bisakah Gangguan Bipolar Disembuhkan?
GANGGUAN bipolar yang terjadi pada lansia ataupun dewasa muda merupakan masalah kesehatan jiwa terkait mood
(suasana hati) dengan gejala manik (suasana hati "tinggi") ataupun
mendadak depresi yang ekstrem (suasana hati "rendah". Sehingga
memengaruhi cara berpikir, perasaan, tindakan dan kualitas hidup
penderitanya. Tapi, sebenarnya apakah gangguan bipolar itu bisa disembuhkan?
"Gangguan bipolar itu sifatnya long life, jadi tidak bisa disembuhkan. Sebab, kondisi itu terjadi karena adanya gangguan otak, dimana ada fluktuasi kimia dalam otak atau tidak seimbang impuls listrik di dalamnya. Sehingga membuat mood seseorang terganggu dan pasti akan selalu kambuh. Makanya, penderita bipolar membutuhkan obat untuk bisa menstabilkan fluktuasi kimia dalam otaknya,
Faktor-Faktor Resiko Untuk Penyakit Bipolar
Ilmuwan-ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab-penyebab dari penyakit bipolar. Kebanyakan ilmuwan-ilmuwan setuju bahwa tidak ada penyebab tunggal. Dan ini faktor - faktor yang bisa menyebabkan penyakit BIPOLAR .
A. Genetik-Genetik
Penyakit bipolar cenderung beredar di keluarga-keluarga, jadi peneliti-peneliti mencari gen-gen yang mungkin meningkatkan kesempatan seseoarang mengembangkan penyakit. Gen-gen adalah "building blocks" dari keturunan. Mereka membantu mengontrol bagaimana tubuh dan otak bekerja dan tumbuh. Gen-gen dikandung di dalam sel-sel orang yang diturunkan dari orangtua ke anak-anak.
Anak-anak dengan orang tua atau saudara kandung yang mempunyai penyakit bipolar adalah empat sampai enam kali lebih mungkin mengembangkan penyakit di banding dengan anak-anak yang tidak mempunyai sejarah penyakit bipolar keluarga. Bagaimanpun, kebanyakan anak-anak dengan sejarah penyakit bipolar keluarga tidak akan mengembangkan penyakit.
Penelitian genetik pada penyakit bipolar sedang dibantu oleh kemajuan-kemajuan dalam teknologi. Tipe penelitian ini sekarang jauh lebih cepat dan lebih jauh jangkaunnya daripada masa lalu. Satu contoh adalah peluncuran dari Bipolar Disorder Phenome Database, dibiayai sebagian oleh NIMH. Menggunakan database, ilmuwan-ilmuwan akan mampu menghubungkan tanda-tanda yang terlihat dari penyakit dengan gen-gen yang mungkin mempengaruhi mereka. Sejauh ini, peneliti-peneliti yang menggunakan database ini menemukan bahwa kebanyakan orang-orang dengan penyakit bipolar mempunyai:
- Kehilangan pekerjaan karena penyakit mereka
- Penyakit-penyakit lain pada saat yang sama, terutama penyalahgunaan alkohol dan/atau zat kimia dan penyakit panik
- dirawat atau dirumah sakitkan untuk penyakit bipolar.
- Sejarah dari perawatan psychiatric di rumah sakit
- Co-occurring obsessive-compulsive disorder (OCD)
- Umur pada episode manic pertama
- Jumlah dan frekwensi dari episode-episode manic.
Namun gen-gen bukan satu-satunya faktor risiko untuk penyakit bipolar. Studi-studi dari kembar-kembar yang identis telah menunjukan bahwa kembar dari seseorang dengan penyakit bipolar tidak selalu mengembangkan penyakit. Ini adalah penting karena kembar-kembar yang identis berbagi semua gen-gen yang sama. Hasil-hasil studi menyarankan faktor-faktor selain gen-gen juga berpengaruh. Agaknya, adalah mungkin bahwa banyak gen-gen yang berbeda dan lingkungan seseorang terlibat. Bagaimanapun, ilmuwan-ilmuwan masih belum mengerti sepenuhnya bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi untuk menyebabkan penyakit bipolar.
Fungsi dan struktur otak
Studi-studi pencitraan otak membantu ilmuwan-ilmuwan belajar apa yang terjadi pada otak dari orang dengan penyakit bipolar. Alat-alat pencitraan otak yang lebih baru, seperti functional magnetic resonance imaging (fMRI) dan positron emission tomography (PET), mengizinkan peneliti-peneliti mengambil gambar-gambar dari otak hidup yang sedang bekerja. Alat-alat ini membantu ilmuwan-ilmuwan mempelajari struktur dan aktivitas otak.
Beberapa studi-studi imaging (pencitraan) menunjukan bagaimana otak-otak dari orang-orang dengan penyakit bipolar mungkin berbeda dari otak-otak orang-orang sehat atau orang-orang dengan penyakit-penyakit mental lain. Contohnya, satu studi yang menggunakan MRI menemukan bahwa pola dari perkembangan otak pada anak-anak dengan penyakit bipolar adalah serupa dengan yang pada anak-anak dengan "multi-dimensional impairment", penyakit yang menyebabkan gejala-gejala yang tumpang tindih sedikit banyak dengan penyakit bipolar dan schizophrenia. Ini menyarankan bahwa pola yang umum dari perkembangan otak mungkin dihubungkan dengan risiko umum untuk suasana-suasana hati yang tidak stabil.
Mempelajari lebih banyak tentang perbedaan-perbedaan ini, bersama dengan informasi yang diperoleh dari studi-studi genetik, membantu ilmuwan-ilmuwan mengerti lebih baik penyakit bipolar. Suatu hari ilmuwan-ilmuwan mungkin mampu untuk memprediksi tipe-tipe yang mana dari perawatan akan bekerja paling efektif. Mereka mungkin bahkan menemukan cara-cara untuk mencegah penyakit bipolar.
Semoga keluarga kita tercinta,sahabat HOS semua dan para keturunan kita tidak terjangkit penyakit Bioplar ini. Terimakasih
Head Office HOUSE OF SUCCESS :
Jl. Purnawirawan (Ratu) No.18 Gedung Meneng, Bandar Lampung.
Telp. 0721 712029 / 0811 727 150
Jl. Purnawirawan (Ratu) No.18 Gedung Meneng, Bandar Lampung.
Telp. 0721 712029 / 0811 727 150
0 komentar:
Posting Komentar