Penyakit Legiun atau Legionnaire ini mirip sekali dengan penyakit mematikan pneumonia,
namun disebabkan oleh bakteri yang berbeda, yang baru dikenali pada tahun
1977. Nama legionnaire ini pun diberikan mengacu pada kasus menghebohkan
pada tahun 1976 dimana pada saat itu para legiun veteran AS mengadakan
muktamar (convention) di suatu hotel di kota Philadelphia. Dalam waktu
dua hari, sebanyak 221 peserta jatuh sakit dengan gejala seperti
pneumonia dan 34 orang tewas. Kuman pendatang baru yang menggemparkan
ini selesai diidentifikasi pada Januari 1977 dan diberi nama bakteri
Legionella.
Bakteri Legionella ini tumbuh subur di
air yang hangat (35 sampai 45 derajat Celsius) dan dalam kasus para
legiun di atas, sumber penularannya berasal dari menara tangki pendingin
(cooling tower) sistem AC sentral hotel berbintang tersebut. Bakteri
yang nampaknya penggemar steambath dan spa ini, terbawa oleh uap air
(mist and vapor) yang berasal dari radiator itu menyebar ke seluruh
penjuru hotel. Dan begitu terhirup melalui hidung masuk ke dalam
paru-paru, dalam waktu yang singkat dia akan menyebabkan pneumonia.
Gejala yang menonjol adalah demam panas tinggi (40 derajat Celsius),
menggigil, sakit kepala, nyeri otot, batuk kering dan kadangkala juga
diare dan muntah serta mengigau (mental confusion).
Penyakit Legiun ini tidak bisa
ditularkan antar manusia. Kita tertular penyakit ini bilamana menghirup
uap air yang tercemar bakteri Legionella yang sumber terbanyak berada
antara lain pada tangki pendingin AC sentral, pada kolam air hangat
berputar (whirlpool) spa, shower air hangat, sistem air panas di
rumah-sakit dan bahkan pada penyemprot air untuk kipas kaca mobil
(windshield wiper). Mereka yang rentan terhadap penyakit Legiun ini
terutama adalah para perokok, mereka yang berusia 65 tahun ke atas, dan
penderita gangguan paru kronis seperti emphysema. Mereka yang sedang
dirawat di rumah-sakit karena penurunan sistem kekebalan tubuh seperti
kanker, diabetes atau gagal ginjal, dan penerima obat penekan kekebalan
(pada pasien transplantasi atau kemoterapi) amat rentan dengan bakteri
ini. Angka kematian penyakit Legiun di rumah-sakit bahkan mendekati 50
persen.
Sesungguhnya bakteri Legionalle ini
dapat mengakibatkan dua jenis penyakit yang berbeda keganasannya, yaitu
Legionnaire’s disease dan Pontiac disease. Meskipun mempunyai gejala
yang mirip dengan penyakit Legiun seperti demam, menggigil, sakit
kepala, nyeri otot, namun pada Pontiac disease tidak terdapat peradangan
paru akut (pneumonia). Tanpa pengobatan Pontiac disease ini akan sembuh
sendiri dalam waktu 2-5 hari. Data penyakit Pontiac ini di Indonesia
belum terekam, namun saya tengarai kasus ini cukup banyak, namun karena
penyakit ini belum ’populer’, maka belum banyak didiagnosa oleh para
dokter. Sedangkan untuk penyakit Legiun, menurut data epidemiologi di
AS, menjangkiti sekitar 10.000 sampai 50.000 orang setiap tahunnya
dengan angka mortalitas (kematian) sekitar 30 persen.
Pengobatan Legionnaire’s disease ini
adalah dengan pemberian antibiotika levofloxacine (golongan quinolone)
dan azithromycine (golongan macrolides). Dapat pula dikombinasikan
dengan rifampicin untuk membunuh bakteri yang ada di jaringan paru-paru.
Sedangkan untuk tindakan pencegahan (preventif) dilakukan dengan
pengecekan secara berkala tangki pendingin AC sentral di hotel-hotel
besar, hot tub (tempat mandi berendam air hangat), room air-humidifier
(pelembab ruangan), air mancur dalam ruangan (indoor fountain) dimana
lampu pencahayaan (lighting) yang terendam dalam air menjadi sumber
panas bagi perkembangan-biakan bakteri Legionella ini. Juga yang tak
kurang pentingnya adalah mewaspadai alat kedokteran gigi yang banyak
mengeluarkan semprotan air seperti peralatan mengebor gigi, peralatan
untuk membersihkan plak dan karang gigi.
Sebagian besar dari kita yang terpajan
(exposed) dengan bakteri Legionella ini umumnya tidak akan mengalami
sakit. Dan apabila kita berada dalam satu ruangan dengan orang yang
terkena Legionnaire’s disease ini, juga tidak akan tertular, karena
menurut penelitian tidak mungkin terjadi penularan antar-manusia. Inilah
dua hal yang sedikit melegakan kita. Namun apabila sudah positif (dari
pemeriksaan rontgen dan laboratorium) terdapat bakteri ini di dalam
paru, maka harus segera diberikan pengobatan antibiotika yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar