Senin, 25 Agustus 2014

 

Selamat siang sahabat HOS, hari ini HOS akan mengangkat topik mengenai penyakit Glaukoma yang akhir - akhir ini sudah merebah di Indonesia yang penderitanya sudah mengalami penurunan lapang pandang dan tidak bisa disembuhkan. Penyakit glaukoma ini menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kebutaan di dunia dengan presentase mencapai 10%. Sedangkan di Indonesia sendiri kasus glaukoma tergolong paling tinggi setelah penyakit katarak.

Glaukoma sendiri adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati. Penyebab utama glaukoma adalah meningkatnya tekanan bola mata di atas 20mmHg, penyebab lainnya adalah hipertensi dan diabetes mellitus. Walaupun jarang dapat juga disebabkan emosi yang tidak stabil, migrain, penyempitan pembuluh darah dan lain-lain.

RESIKO GLAUKOMA

Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan penanganan dini adalah jalan satu-satunya untuk menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma. Bagi Anda yang berisiko tinggi disarankan untuk memeriksakan mata Anda secara teratur sejak usia 35 tahun.
Faktor risiko:
  1. Riwayat glaukoma di dalam keluarga, saudara sekandung lebih beresiko dibandingkan orang tua dan anaknya
  2. Tekanan bola mata tinggi
  3. Miopia (rabun jauh)
  4. Diabetes (kencing manis) dengan gula darah tinggi yang lama
  5. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  6. Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)
  7. Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya
  8. Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama
  9. Lebih dari 45 tahun


Jenis-jenis glaukoma

  • Glaukoma Sudut-Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma)
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat dalam keluarga. Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. :Pemeriksaan mata teratur sangatlah penting untuk deteksi dan penanganan dini.
Glaukoma Sudut-Terbuka Primer biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Glaukoma Sudut-Tertutup Akut (Acute Angle-Closure Glaucoma)
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut lebih sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah.
Glaukoma Sudut-Tertutup Akut termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut segera hubungi dokter spesialis mata Anda.
  • Glaukoma Sekunder (Secondary Glaukoma)
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut
  • Glaukoma Kongenital (Congenital Glaukoma)
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka terhadap cahaya.

Gejala Glaukoma

Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain. Bila memandang lampu neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut, mata terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal, rasa ingin mengedip terus-menerus dengan menekan kedipan berlebihan. Hal inilah yang membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita penyakit mata yang kronis. Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua mata dari si penderita dan menurunkan tekanan bola mata adalah suatu keharusan, sedangkan operasi diperlukan, jika pengobatan tidak berhasil.

Seringkali Glaukoma tanpa gejala apapun (tanpa sakit), sehingga dijuluki si “pencuri penglihatan” oleh karena kerusakan yang terjadi perlahan dan umumnya tidak disadari oleh penderitanya, kerusakan syaraf penglihatan yang sudah terjadi tidak dapat dikembalikan menjadi normal. Oleh karena itu screening perlu dilakukan berkala, walaupun tidak ada gejala apapun. Pada beberapa orang dapat terjadi Glaukoma, walaupun tekanan bola matanya rendah, sedangkan sebaliknya pada beberapa orang dengan tekanan bola mata tinggi tidak merasakan sakit apapun yang bisa saja penglihatannya tetap masih normal ataupun sudah ada Glaukomanya. Kerusakan syaraf mata yang masih sedikit ataupun berkurangnya Luas Lapang Pandang yang masih sedikit tak dapat dideteksi dengan mata telanjang bahkan oleh Dokter Mata sekalipun dan perlu dilakukan Humprey Test untuk memastikan ada atau mulai berkurangnya Luas Lapang Pandang.

Pengobatan Galukoma

Glaukoma bisa diatasi dengan cara di oprasi mata, membeli obat tetes mata khusus untuk glaukoma atau meminm obat herbal yang khusus untuk pengobatan penyakit glaukoma atau pasien mengunakan statin karna orang yang menggunakan statiin agar bisa mengurangi risiko terserang penyakit jantung memiliki kemungkinan lebih kecil untuk didiagnosis terserang bentuk glaukoma umum, demikian satu studi AS yang dilakukan pada lebih dari 300 ribu pasien.

Satu tim peneliti dari University of Michigan School of Medicine, yang dipimpin oleh Joshua Stein. Mendapati risiko galukoma berkurang sebanyak 8% pada pasien yang mengkonsumsi statin secara terus-menerus selama dua tahun dibandingkan dengan pasien yang tak mengunakan statin. Statin adalah obat penurun kadar kolestrol darah dengan menghambat Reductase HMG-CoA.

Kesimpulan

Glaukoma merupakan penyakit mata yang berbahaya setelah Katarak. Dari etiologi dan perjalanan penyakitnya dapat dilihat bahwa glaukoma dapat mengkibatkan katarak dan katarak dapat mengakibatkan glaukoma. Glaukoma merupakan sakit mata yang dapat terjadi akibat adanya peningkatan tekanan intraokular yang melebihi dari batas normal yaitun10-20 mmHg, yang dari penekanan itu mengakibatkan saraf optikus sempit dan terjadi kebutaan. Sedangkan untuk katarak merupakan sakit mata yang terjadi akibat etiolgi yang berupa fisik, kimia yang membuat lensa mata menjadi keruh. Kekeruhan lensa ini dapat mengakibatkan kebutaan. Biasanya untuk kedua penyakit ini terjadi pada usia tua karena terjadi kemunduran fungsi dari indera pengelihatan yaitu mata.



Head Office:

HOUSE OF SUCCESS
Jl. Purnawirawan No. 18 Gedong Meneng,Bandar Lampung
Telp. 0721 - 712029 / 0811 727 150 


0 komentar:

Posting Komentar

HOS Dokumenter

Translate

Tayangan

Diberdayakan oleh Blogger.

HOUSE OF SUCCESS

- Privat Master Hipnotis - Pelatihan Profesional Hipnoterapi - Fingerprint Analysis - Penyalur Jasa Layanan Kerja Profesional

Quotes

"...MEMULAI TAK PERLU HEBAT, TAPI UNTUK HEBAT WAJIB BERANI MEMULAI..."

The New News

HADIRI STAND PAMERAN DI "MALL BOEMI KEDATON" BANDAR LAMPUNG Lt.1 (Basement depan Pintu Masuk) dan dapatkan Spesial Promo bersama HOUSE OF SUCCESS setiap hari Pkl. 11.00 s/d 20.00 Wib Sampai akhir tahun 2014.
Jl. Purnawirawan ( Ratu ) No. 18, Gedung Meneng, Bandar Lampung, Indonesia. Telp. ( 0721 ) 712029 atau Invite pin bb kami 7E64EBF .

Popular Posts