Minggu, 05 Oktober 2014

ADHD merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah memusatkan perhatian. Kondisi ini dulunya sikenal dengan ADD atau Attention Deficit Disorder. ADHD adalah kondisi yang bisa terdapat pada anak-anak, remaja bahkan pada orang dewasa. Namun gejalanya biasanya mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Diperkirakan terdapat 3-5 persen anak-anak atau anak usia sekolah yang mengalami kondisi ini. Tanpa penanganan yang tepat, ADHD dapat menimbulkan konsekuensi yang serius seperti mal-prestasi (under-achievement), kegagalan di sekolah atau pekerjaan, susah menjalin hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri yang parah, dan juga depresi kronis.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan. ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal. Biasanya mulai timbul diusia tiga tahun dan 5-13% terjadi pada masa anak usia sekolah dan 4% terjadi pada orang dewasa dan rata-rata terjadi pada orang Indonesia. Lebih dari 50% akan berlanjut sampai remaja bahkan dewasa. Bianya yang lebih sering terkena ADHD itu adalah anak laki-laki dan perbandingan dengan anak perempuan sebesar 3-4:1 .

Tanda - tanda ADHD

Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

- Tidak ada perhatian. Ketidak mampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran, atau melakukan permainan. Seseorang yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih perhatiannya karena bunyi bunyian, gerakan, bau bauan atau pikiran, tetapi dapat memusatkan perhatian dengan baik jika ada yang menarik minatnya.

- Hiperaktif. Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur

- Impulsif. Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau ìberbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnyaî. Setiap anak yang seringkali bertindak seperti contoh-contoh diatas selama lebih dari enam bulan berturut-turut, dibandingkan dengan anak seusianya, dapat didiagnosa menderita ADHD. Gejala ini biasanya muncul sebelum si anak berusia enam tahun.

ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal. Biasanya mulai timbul di usia tiga tahun dan 5 – 13% terjadi pada anak usia sekolah. Sekitar 3 -7 % anak usia sekolah dan 4 % orang dewasa di Indonesia menderita ADHD. Gangguan psikiatri ini bersifat kronis. Lebih dari 50% akan berlanjut sampai remaja atau dewasa. Namun 30-40% menunjukkan perbaikan dalam perhatian dan kegiatannya. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan dengan perbandingan 3-4 : 1. Enam puluh enam persen anak ADHD usia sekolah dasar mempunyai minimal satu gangguan psikiatri lainnya, seperti kesulitan belajar, gangguan komunikasi/berbahasa, gangguan mood, kecemasan, dan oppositional defiant disorder/gangguan perilaku.

Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/ayo-kenali-dan-pahami-adhd-anak
ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal. Biasanya mulai timbul di usia tiga tahun dan 5 – 13% terjadi pada anak usia sekolah. Sekitar 3 -7 % anak usia sekolah dan 4 % orang dewasa di Indonesia menderita ADHD. Gangguan psikiatri ini bersifat kronis. Lebih dari 50% akan berlanjut sampai remaja atau dewasa. Namun 30-40% menunjukkan perbaikan dalam perhatian dan kegiatannya. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan dengan perbandingan 3-4 : 1. Enam puluh enam persen anak ADHD usia sekolah dasar mempunyai minimal satu gangguan psikiatri lainnya, seperti kesulitan belajar, gangguan komunikasi/berbahasa, gangguan mood, kecemasan, dan oppositional defiant disorder/gangguan perilaku.

Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/ayo-kenali-dan-pahami-adhd-anak
ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal. Biasanya mulai timbul di usia tiga tahun dan 5 – 13% terjadi pada anak usia sekolah. Sekitar 3 -7 % anak usia sekolah dan 4 % orang dewasa di Indonesia menderita ADHD. Gangguan psikiatri ini bersifat kronis. Lebih dari 50% akan berlanjut sampai remaja atau dewasa. Namun 30-40% menunjukkan perbaikan dalam perhatian dan kegiatannya. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan dengan perbandingan 3-4 : 1. Enam puluh enam persen anak ADHD usia sekolah dasar mempunyai minimal satu gangguan psikiatri lainnya, seperti kesulitan belajar, gangguan komunikasi/berbahasa, gangguan mood, kecemasan, dan oppositional defiant disorder/gangguan perilaku.

Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/ayo-kenali-dan-pahami-adhd-anak
ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal. Biasanya mulai timbul di usia tiga tahun dan 5 – 13% terjadi pada anak usia sekolah. Sekitar 3 -7 % anak usia sekolah dan 4 % orang dewasa di Indonesia menderita ADHD. Gangguan psikiatri ini bersifat kronis. Lebih dari 50% akan berlanjut sampai remaja atau dewasa. Namun 30-40% menunjukkan perbaikan dalam perhatian dan kegiatannya. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan dengan perbandingan 3-4 : 1. Enam puluh enam persen anak ADHD usia sekolah dasar mempunyai minimal satu gangguan psikiatri lainnya, seperti kesulitan belajar, gangguan komunikasi/berbahasa, gangguan mood, kecemasan, dan oppositional defiant disorder/gangguan perilaku.

Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/ayo-kenali-dan-pahami-adhd-anak
ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal. Biasanya mulai timbul di usia tiga tahun dan 5 – 13% terjadi pada anak usia sekolah. Sekitar 3 -7 % anak usia sekolah dan 4 % orang dewasa di Indonesia menderita ADHD. Gangguan psikiatri ini bersifat kronis. Lebih dari 50% akan berlanjut sampai remaja atau dewasa. Namun 30-40% menunjukkan perbaikan dalam perhatian dan kegiatannya. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan dengan perbandingan 3-4 : 1. Enam puluh enam persen anak ADHD usia sekolah dasar mempunyai minimal satu gangguan psikiatri lainnya, seperti kesulitan belajar, gangguan komunikasi/berbahasa, gangguan mood, kecemasan, dan oppositional defiant disorder/gangguan perilaku.

Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/ayo-kenali-dan-pahami-adhd-anak
Gejala ADHD

Gejala atau pertanda ADHD bisa berbeda bagi setiap orang. Gejalanya biasanya mulai tampak saat masa anak-anak. Berikut ini adalah tiga gejala utama ADHD yang umum pada anak-anak.
Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya  yang biasanya tampak adalah:


1. Tidak bisa bermain dengan tenang
2. Susah berdiam diri, menggeliat, gelisah, dan sering berdiri kembali ketika duduk
3. Selalu bergerak, seperti berlari atau memanjat pada sesuatu
Tidak bisa duduk dengan tenang



Inattention atau bermasalah pada perhatian
Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak antara lain:

  • Sangat susah untuk memusatkan perhatian
  • Tampak tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara kepadanya
  • Perhatiannya sangat mudah teralihkan
  • Sering membuat kesalahan akibat kurang berhati-hati atau karena kurang memperhatikan
  • Susah mengikuti arahan atau menyelesaikan tugas
  • Sering melupakan atau menghilangkan sesuatu
  • Memiliki kecenderungan untuk mengingau saat tidur
Impulsif
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir  (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:

  • Kesulitan untuk menunggu giliran
  • Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau sebelum diberi kesempatan
  • Sering menginterupsi orang lain
  • Bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti berlari di tengah acara formal, mengejar sesuatu yang berbahaya, dsb.
Selain ketiga gejala di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa terjadi pada penderita ADHD, antara lain:
  • Menunjukkan sikap menentang atau melanggar peraturan
  • Susah untuk bersosialisasi dengan orang lain
  • Kurangnya rasa percaya diri
  • Kemampuan mengorganisasi yang buruk
  • Cepat bosan
  • Gelisah
  • Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan

Penyebab ADHD

Penyebab pasti ADHD belum diketahui secara pasti, namun para peneliti memusatkan objek penelitiannya pada kinerja dan perkembangan otak. Selain itu, terdapat tiga faktor yang dianggap mempengaruhi kondisi ADHD, yaitu:
  • Faktor genetik/keturunan
    Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
  • Ketidakseimbangan kimia
    Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
  • Kinerja otak
    Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.

Pengobatan dan Penanganan ADHD

Walaupun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, terdapat beberapa tindakan atau penanganan bagi penderita ADHD. Pengobatan di sini berarti tindakan atau strategi untuk membantu mengontrol gejala-gejala ADHD. Tujuannya adalah membantu penderitanya meningkatkan kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan dalam belajar/bekerja, meningkatkan rasa percaya diri anak, dan menjaga penderitanya dari tingkah laku yang dapat membahayakan diri sendiri. Pengobatan bagi penderita ADHD bisa berupa obat-obatan ataupun terapi. Obat-obatan yang sering diberikan oleh dokter biasanya berupa stimulan, yang digunakan untuk membantu mengontrol sikap hiperaktif dan impulsif pada anak, serta membantu meningkatkan fokus atau perhatian. 

Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum diberikan pada penderita ADHD. Terapi yang diberikan bisa berupa pelatihan kemampuan sosial, modifikasi tingkah laku (behavior), dan juga terapi kognitif. Orang tua dan keluarga juga biasanya akan diberikan pelatihan berupa pengenalan terhadap ADHD, cara menghadapi gejala ADHD pada anak, pendekatan-pendekatan yang digunakan, ataupun berupa support bagi orang tua yang memiliki anak penderita ADHD.



0 komentar:

Posting Komentar

HOS Dokumenter

Translate

Tayangan

Diberdayakan oleh Blogger.

HOUSE OF SUCCESS

- Privat Master Hipnotis - Pelatihan Profesional Hipnoterapi - Fingerprint Analysis - Penyalur Jasa Layanan Kerja Profesional

Quotes

"...MEMULAI TAK PERLU HEBAT, TAPI UNTUK HEBAT WAJIB BERANI MEMULAI..."

The New News

HADIRI STAND PAMERAN DI "MALL BOEMI KEDATON" BANDAR LAMPUNG Lt.1 (Basement depan Pintu Masuk) dan dapatkan Spesial Promo bersama HOUSE OF SUCCESS setiap hari Pkl. 11.00 s/d 20.00 Wib Sampai akhir tahun 2014.
Jl. Purnawirawan ( Ratu ) No. 18, Gedung Meneng, Bandar Lampung, Indonesia. Telp. ( 0721 ) 712029 atau Invite pin bb kami 7E64EBF .

Popular Posts